SERANG, – Selama masa Pandemi Covid-19 dan memasuki awal Ramadan, volume sampah di Kota Serang mengalami peningkatan, namun tidak seperti tahun sebelumnya. Sebab, selama adanya pandemi masyarakat juga lebih memilih berdiam di rumah dan beberapa tempat makan serta pedagang tidak berjualan.
Dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, meski beberapa daerah telah menerapkan karantina lokal atau lockdown, produksi sampah di masyarakat tetap berjalan. “Jadi sampah rumah tangga itu tetap ada. Masalah sampah juga memang ada sedikit peningkatan, tapi tidak terlalu besar seperti tahun lalu. Untuk jumlahnya saya tidak tahu tepatnya,” katanya, Selasa (28/4/2020).
Dalam hitungan teori rasional kubikasi, ia menyebutkan, ada sekitar 1.623 kubik sampah per hari yang diproduksi oleh masyarakat Kota Serang. “Itu se Kota Serang, dan kalau bicara teori kubikasi sebanyak itu. Artinya, menghitung jumlah jiwa dikalikan dengan sampah yang mereka hasilkan. Jadi selama manusia itu memiliki kebutuhan sampah pasti ada,” ujarnya.
Untuk pengangkutan sampah pun, pihaknya telah melakukan rutin setiap hari, dan terbagi menjadi tiga shift. “Kami juga ada penambahan armada pengangkut sampah, yang tadinya 29 unit, sekarang jadi 35 unit. Jadi itu untuk mendukung pengangkutan sampah yang volumenya cukup banyak agar mudah dalam pengangkutan,” ucapnya.
Pihaknya juga berencana untuk menempatkan petugas kebersihan di tingkat kecamatan. Hal ini dilakukan, agar persoalan sampah bisa terselesaikan mulai dari tingkat bawah. “Mudah-mudahan disetujui terkait pendelegasian kewenangan ini. Jadi nanti penanganan sampah di tingkat kecamatan, dan tenaga atau petugas kami akan ditempatkan di sana,” katanya.
Kemudian, ia juga berharap kesadaran masyarakat terhadap lingkungannya dapat lebih ditingkatkan. “Karena sehebat apa pun alat yang kami punya, kalau masyarakat masih tetap membuang sampah dan tidak sadar akan kebersihan lingkungan, tetap saja persoalan ini tidak akan bisa tuntas,” tuturnya.
Sementara itu, seorang warga Kelurahan Cipare Kota Serang, Wulandari mengatakan, masih ada pengendara yang membuang sampah di pinggir jalan. “Suka ada yang bawa motor, bahkan mobil buang sampah di pinggir jalan. Padahal kan tempat pembuangan ini khusus buat warga di sini (Cipare),” ucapnya.
Ia juga mengaku, bila warga lainnya merasa terganggu dengan adanya pengendara yang membuang sampah disembarang tempat. “Karena kami juga kadang ada warga yang jaga, jadi mereka buang sampahnya di tempat baru. Tentu ini juga membuat kami semakin terganggu,” ujarnya. (Tri/Red)