SERANG, BI – Pembagian Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang disalurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Sosial (Dinsos) Banten, yang bertempat di Kampus STIA Banten, di jalan Trip Jamaksari, Cinanggung, Kota Serang, tidak menjalankan Protokol Kesehatan Covid-19. Hal itu terlihat dari ratusan warga yang tidak menerapkan sosial berjarak atau Psycal Distancing.
Dikatakan Toni, warga Sumur Pecung, dirinya sudah mengantre sejak pukul 7.30 WIB dan hingga kini belum dipanggil oleh panitia. Ia juga menyayangkan kepada pihak panitia, karena tidak mengatur warga hingga menimbulkan kerumunan.
“Ini pembagiannya ngacak mas, ga bener ini. Seharusnya panitia itu mengatur, tiap kampung dipisah-pisah gitu, atau satu kampung dulu dipanggilin warga yang dapetnya, jadinya rapi dan tidak acak-acakan kaya gini,” ujarnya, ditemui saat duduk istirahat usai lama mengantre, Jumat (12/6/2020).
Di tengah Pandemi Covid-19 ini, dirinya juga mengkhawatirkan banyak nya warga yang berkerumun dan berdesakan tersebut bisa menimbulkan penyebaran Covid-19.
“Khawatir sih mas, sekarang kan masih rame Corona, tapi gimana lagi, masyarakatnya susah juga. Seharusnya adalah lah pihak keamanan kaya Satpol PP yang mengatur, terus sama tempat cuci tangan, hand sanitizer gitu disediain,” katanya.
Sementara itu, Camat Serang, Tb Yassin mengatakan, JPS ini merupakan bantuan dari Pemprov Banten untuk 964 Kepala Keluarga di Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang.
“Dalam pembagian JPS Provinsi Banten ini per satu keluarga mendapat uang Rp500 ribu, yang disalurkan melalui rekening tabungan. Mereka penerima JPS Provinsi Banten ini adalah warga yang belum mendapatkan bantuan dari manapun, baik tunai non tunai maupun bantuan sembako dari program pemerintah,” jelasnya.
Terkait tidak adanya penerapan protokol kesehatan yang dilakukan, Yassin mengatakan pihaknya sebenarnya telah mengimbau kepada seluruh warga yang mendapatkan bantuan agar tidak berkerumun dan berdesak-desakan.
“Kita sudah menyarankan agar warga tidak berjubel begini. Namun tetep yang namanya warga, berdesak-desakan ngga sabaran pengen cepet dipanggil,” jelasnya. (Ly/Red)