SERANG, BI – Jembatan Baru Bhayangkara yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Serang dikritisi oleh warga dan pengguna jalan. Jembatan yang menghubungkan ke akses Jalan Khozin tersebut sudah berbulan-bulan ditutup oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang. Akibatnya masyarakat para pengendara tidak dapat mengakses lewat jembatan tersebut.

Salah seorang warga Lingkungan Bhayangkara, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Agus, mengatakan, ditutupnya Jembatan Baru Bhayangkara lantaran kesadaran masyarakat pengguna jalan masih rendah. Akibatnya tingkat kecelakaannya pun tinggi. Agar jembatan tersebut tidak mubazir, maka dinas terkait harus memperbaiki sistem rambu-rambunya dan menyiagakan petugas Dishub Kota Serang di lokasi jembatan, untuk mengatur lalu-lalang kendaraan.

“Harapan kita sih diperbaiki lagi, maksudnya sistem jalurnya, rambu-rambunya, jadi biar dana pembangunan jembatan ini tidak mubazir. Kalau gak salah yang saya denger itu anggaran bangun jembatan itu mencapai Rp 200 juta,” ujar Agus, ditemui di lokasi, Senin (22/6/2020).

Selain itu, Agus juga meminta petugas Dishub Kota Serang siaga di lokasi jembatan. Tujuannya untuk mengatur lalu-lalang kendaraan, sekaligus sosialisasi rambu-rambu agar para pengguna jalan tidak melanggar aturan.

“Harusnya mah ada petugas juga yang standby di situ, minimalnya pagi dan sore lah. Karena kan di jam-jam itu volume kendaraan cukup padat, supaya ada yang ngatur lalu-lalang kendaraan yang masuk jembatan juga,” ucap dia.

Menurut Agus, karena kesadaran masyarakat dalam mematuhi rambu-rambu rendah, akibatnya terjadi banyak kecelakaan.

“Dalam sebulan bisa terjadi 20 kali kecelakaan. Mobil nabrak motor, atau motor nabrak motor, dan sering terjadi keributan. Siapa tau kalau sudah dipasang rambu-rambu dan ada petugasnya yang ngatur mah jadi berkurang,” katanya.

Ia mengungkapkan, pernah suatu ketika sebuah truck tinggi lewat jembatan baru Bhayangkara. Karena bermuatan penuh dan tinggi, truck kabel listrik yang membentang di jembatan itu tersangkut.

“Saya lupa jalur jembatan itu sering putus kabel listrik PJU, karena truk yang lewat situ pernah terjadi kabel putus ditinggal kabur oleh supirnya. Kabelnya jatuh ke kali, ikan pada loncat-loncat karena ada induksi listrik jadi jalur itu kabel terlalu rendah. Membahayakan sekali kalau ada anak-anak pas lagi main di kali,” ungkap dia.

Sementara itu, salah seorang pengendara sepeda motor Hilmi mengaku menyesalkan dengan penutupan jembatan tersebut. Menurutnya, jembatan itu seharusnya tidak perlu diblokir atau ditutup apapun alasannya. Sebab, keberadaan jembatan itu salah satunya sebagai sarana arus transportasi kendaraan yang keluar masuk dari Jalan Khozin-Bhayangkara.

“Gak perlu ditutup sebetulnya. Cukup dikasih rambu-rambu penunjuk jalan aja bahwa jembatan itu untuk satu arah. Kalau ditutup justru mubazir dong. Kan jembatan itu dibangun pake uang rakyat,” ujar Hilmi, ditemui di lokasi.

Ia mengusulkan, petugas  Dishub Kota Serang standby untuk mengatur lalu-lalang arus kendaraan bermotor yang keluar masuk jembatan.

“Cukup dua petugas dishub yang ngatur di situ. Supaya kendaraan yang dari arah Khozin gak lewat jembatan baru. Dan satu petugas ngatur kendaraan yang dari arah Bhayangkara yang mau lewat jembatan baru,” katanya. (Rir/Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini