SERANG, BI – SMA/SMK Prisma yang beralamat di Jalan Raya Serang-Jakarta, tepatnya di Kelurahan Panancangan, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, resmi tutup. Bahkan, sekolah swasta yang sudah berkiprah 30 tahun di dunia pendidikan itu kini tidak lagi menerima penerimaan peserta Didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021.
Dikatakan Kepala SMA Prisma, Iswandrianto, bahwa alasan pihaknya menutup sekolah yang sempat menjadi sekolah favorit di Ibukota Provinsi Banten itu, lantaran pada tahun lalu sekolahnya mengalami kekurangan siswa, sehingga menjadi kondisi yang sulit untuk bertahan.
“Ya tahun ajaran 2020/2021 ini resmi ditutup. Karena tahun lalu jumlah siswa kita terus berkurang, sehingga hal itu berpengaruh terhadap operasional sekolah,” kata Iswandrianto, dihubungi via ponselnya, Minggu (28/6/2020).
Menurutnya, untuk peserta didik yang sudah naik tingkat ke kelas XI dan XII, pihaknya telah memindahkan seluruh murid ke sekolah sesuai zonasinya.
“Untuk siswa yang sudah naik ke kelas XI dan XII, kita sudah pindahkan ke sekolah-sekolah yang sesuai dengan zonasi,” ujarnya mengakhiri.
Sementara itu, salah seorang guru SMA Prisma, Hafid, membenarkan bahwa SMA/SMK Prisma resmi tutup pada tahun ajaran 2020/2021. Dirinya diinformasikan perihal Prisma tutup pada saat rapat bersama guru, kepala SMA/SMK Prisma dan Ketua Yayasan Prisma Sanjaya.
“Saya dikasih tau pas rapat sama kepala sekolah dan ketua yayasan Pak Haji Muhammad Ongko Putra Sanjaya. Bahwa tahun ajaran 2020/2021 sudah tidak ada proses KBM lagi disini. Jadi diberhentikan saja,” ujar Hafid, dihubungi via ponselnya, Minggu (28/6).
Mendengar kabar tersebut, ia mengaku sangat sedih sekali. Karena sejak tahun 2007 mengabdi sebagai guru olahraga di SMA Prisma, banyak ilmu dan syarat pengalaman berharga yang ia dapatkan. Tak heran bila Hafid merasa seperti kehilangan untuk selamanya.
“Saya 13 tahun ngajar di SMA Prisma. Selama 13 tahun itu banyak ilmu dan kenangan yang tak bisa saya lupakan. Salah satu kenangan indah itu saya mendapatkan tambatan hati, yaitu istri saya di sana (Prisma). Istri saya juga ngajar di Prisma selama 11 tahun,” ungkapnya.
Karena itu, tak heran bila Hafid berharap ke depan SMA/SMK Prisma kembali eksis lagi, meskipun sudah berganti kepemilikan atau yayasan.
“Kepengennya sih mudah-mudahan aja kalau sekolah itu berdiri lagi, guru-guru yang lama dipertahankan. Biar sama-sama membangun Prisma lagi,” harap Hafid. (Rir/Red)