SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Banten, memeriksa rektor beserta beberapa pejabat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Pemeriksaan tersebut terkait adanya dugaan pelanggaran pasal 71 ayat 1 UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, dalam pemberian penghargaan Untirta Award kepada Calon Bupati Serang Petahana, Ratu Tatu Chasanah.
Dikatakan Komisioner Bawaslu Provinsi Banten Kordiv Penanganan Pelanggaran, Badrul Munir, bahwa pihaknya mengambil alih laporan yang masuk ke Bawaslu Kabupaten Serang. Sebab, kejadian tersebut berada di Kota Serang.
“Hari ini kami sudah memanggil pelapor dan dua orang saksinya. Sedangkan dari Untirta kami memanggil tiga orang yaitu Rektor, Wakil Rektor dan humasnya,” ujarnya, Selasa (27/10/2020).
Menurutnya, saat ini Bawaslu Provinsi Banten sedang mengkaji apakah pemberian penghargaan yang dilakukan oleh Untirta merugikan atau menguntungkan salah satu calon. Untuk hasilnya, masih menunggu pemanggilan pihak terkait lainnya.
“Besok kami selanjutnya akan melakukan pemanggilan terhadap Ratu Tatu Chasanah. Sekitar jam 10.00 WIB,” katanya.
Sementara itu, Rektor Untirta Fatah Sulaiman usai diperiksa mengatakan, kedatangannya ke Bawaslu Provinsi Banten untuk melakukan konfirmasi terkait dengan pemberian Untirta Award kepada Calon Bupati Serang petahana, Ratu Tatu Chasanah.
“Intinya menjelaskan kegiatan-kegiatan pada penyerahan piagam kepada bukan bupati yah, tapi tokoh, di rumah pribadinya. Gak ada hubungannya dengan kampanye, sama sekali,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa terdapat beberapa kategori dalam pemberian penghargaan itu. Salah satunya yakni komitmen dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Banten dan membantu pengembangan Untirta.
“Jadi yang dipilih tiga pada tahun ini. Ada pak Wahidin Halim, rektor sebelumnya Prof Soleh dan Ratu Tatu Chasanah. Gak ada hubungan dengan mengajak massa. Wong di rumah pribadi, lokasinya di Kota Serang,” ungkapnya.
Sementara terkait dengan alasan pemberian penghargaan kepada Tatu yang berbeda waktu dan tempat dengan Wahidin Halim serta Soleh Hidayat, ia berkilah bahwa hal tersebut untuk menyesuaikan waktu Tatu.
“Yah dianya gak bisa. Kan kita juga gak bawa orang, kami cuma bawa lima orang. Pribadi aja. Cuma silaturahmi saja,” katanya. (Red)