SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sebanyak 83 pegawai Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Cabang Khusus (KCK) Banten, dinyatakan terkonfirmasi positif Virus Corona (Covid-19) berdasarkan hasil Swab. Saat ini, diketahui 83 pegawai BJB tersebut telah melakukan isolasi mandiri.
Dikatakan Kepala Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas, bahwa kasus pegawai BJB merupakan klaster perkantoran di Kota Serang yang tertinggi. Sebab, sejauh ini belum ada kasus yang mencapai hingga lebih dari 80 pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Untuk klaster perkantoran di Kota Serang ini termasuk yang tertinggi. Namun kami juga perlu untuk melakukan kroscek mana saja pegawai yang memang warga Kota Serang. Karena para pegawai ini bukan hanya berasal dari Kota Serang,” kata Hari, Jumat (13/11/2020).
Sebelumnya, dia mengaku, mendapat tembusan pada Rabu 11 November 2020 terkait pegawai di salah satu perbankan di Kota Serang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Namun sifatnya besar-besaran. Memang dua minggu lalu sudah terdeteksi (positif) namun tidak banyak pegawainya. Maka kami ambil langkah untuk melakukan swab massal di sana biar ketauan. Untuk hasil pimpinan BJB semuanya negatif,” ujarnya.
Seluruh pegawai bank tersebut, kata dia, baik pimpinan, hingga office boy (OB), dan sopir dilakukan tes swab dan hasilnya mencapai di atas 80 pegawai yang positif. Sehingga dari Satgas Covid-19 mengambil keputusan untuk menutup sementara kantor pelayanan sampai tanggal 16 November 2020.
“Tentunya ini adalah langkah strategis gugus tugas untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ucapnya.
Selama penutupan kantor Bank bjb KCK Banten, Satgas Covid-19 Kota Serang akan melakukan tracing dan tracking dan testing.
“Kemudian proses penyemprotan di area bersangkutan. Tentunya kami akan menindaklanjuti hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Kota Serang yang bekerjasama dengan Labkesda Provinsi Banten,” tuturnya.
Hari juga menjelaskan, karena banyaknya pegawai yang terkonfirmasi positif di BJB, maka Satgas Covid-19 akan segera melakukan tracing dan tracking untuk mengantisipasi adanya penyebaran yang lebih banyak.
“Karena standar WHO, apabila ada satu orang positif, itu minimal 15 orang harus dilakukan tracing. Maka kami akan lakukan pada saat penutupan itu,” katanya. (Red)
