SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sebanyak 1.169 masyarakat di Kecamatan Taktakan, Kota Serang, masih buang air besar sembarangan (BABS) atau Dolbon. Hal itu dikarenakan belum memiliki jamban keluarga dan kesadaran masyarakat yang masih rendah.
Dikatakan Camat Taktakan, Farach Richi, berdasarkan data pusat kesehatan masyarakat (PKM) Kecamatan Taktakan, pada tahun 2017 mencapai 2.045 Kepala Keluarga (KK) dan tahun 2020 mencatat masih ada 1.169 KK belum memiliki jamban, yang tersebar di setiap kelurahan.
“Kelurahan Sayar mendominasi belum memiliki jamban atau toilet di rumahnya. Yang tinggal sedikit itu di Kelurahan Drangong, kurang dari 30 KK,” ujarnya, Kamis (21/1/2020).
Menurutnya, alasan warga Taktakan masih membuang air besar sembarang dikarenakan setiap warga memiliki rumah namun tidak membuat jamban atau toilet. Begitu juga dengan yang sudah memiliki rumah dan jamban, namun masih BAB sembarangan di kebun maupun sawah.
“Jadi perlu dirubah pola perilakunya. Dan yang kita usahakan ini bagaimana merubah prefrentifnya bagaimana menyampaikan pemahaman kepada masyarakat,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk mengurangi perilaku tersebut, pihaknya telah membuat arisan jamban di setiap kelurahan sebagai solusi alternatif terkait BAB sembarangan. Dengan iuran kisaran Rp 600 hingga Rp 700 ribu per orang.
“Ini sudah berjalan di beberapa kelurahan tahun 2020 kemarin, sejak saya menjadi camat. Tinggal bagaimana merubah mindset-nya. Insya Allah masa kepemimpinan Pak Wali dan Pa Wakil bisa dituntaskan,” ucapnya.
Melalui kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) RKPD tahun 2021 ini, pihaknya menjadikan BAB tersebut sebagai salah satu program prioritas di bidang kesehatan.
“Iya ini menjadi program prioritas untuk bidang kesehatan musrenbang 2022 nanti. Tapi dituntasin di kelurahan mana dulu nih, jadi diberi target setiap tahunnya,” katanya. (Red)