SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Tahun 2020, angka pengangguran di Kota Serang naik sekitar 2,5 persen dari tahun sebelumnya. Tercatat pada 2019 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di angka 8,1 persen, sedangkan 2020 naik menjadi 10,6 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 60 ribuan lebih.
Dikatakan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Serang, Ahmad Benbela, bahwa angka tersebut berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten pada akhir 2020.
“Disebutkan, TPT di Kota Serang tahun 2020 naik menjadi 10,6 persen, dari 8,1 persen pada 2019,” katanya, Selasa (9/2/2021).
Namun angka tersebut, dia menjelaskan, berdasarkan sektor pengangguran formal. Sebab, dari 60 ribu lebih sebagian besar masyarakat memiliki usaha dan berjualan.
“Dari jumlah penduduk produktif, 60 ribuan lebih pengangguran di Kota Serang. Tapi itu yang belum bekerja dalam sektor formal, karena sebagian besar mereka berpenghasilan (usaha),” ujarnya.
Menurutnya, peningkatan pengangguran yang terjadi karena setiap tahunnya tingkat kelulusan sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat lainnya pun meningkat.
“Belum lagi pengangguran tahun sebelumnya yang belum tertangani, kemudian diakumulasikan, sehingga pencari kerja yang berkaitan dengan sektor formal terus mengalami peningkatan,” ucapnya.
Namun, hal itu juga tidak dibarengi dengan adanya penambahan perusahaan atau tempat kerja di Kota Serang untuk menampung tenaga kerja yang ada.
“Jadi kami melakukan berbagai upaya dengan bekerjasama dengan pusat pelatihan. Seperti BLKI di Bekasi dan Bandung, jadi setidaknya para lulusan ini memiliki skill,” tuturnya.
Meski demikian, dikatakan Benbela, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang berencana untuk menjadikan Kecamatan Kasemen dan Walantaka sebagai kawasan industri.
“Namun, kalau kita melihat ke belakang, beberapa tahun lalu dua kecamatan tersebut memang akan dijadikan kawasan industri, tapi selalu gagal karena luasannya yang kurang,” tandasnya. (Red)