SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Warga Lingkungan Kelebut, Kelurahan Banjaragung, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, menolak sebuah mobil ambulans yang membawa jenazah pasien Covid-19 yang hendak dimakamkan melintasi pemukimannya, Sabtu (24/7/2021) malam.
Padahal, ambulans tersebut hendak memakamkan jenazah pasien Covid-19 yang merupakan warga Komplek Kelapa Gading, di tempat pemakaman umum (TPU) Kelapa Gading.
Pantauan di lokasi, sempat terjadi cekcok antara warga Kelebut dengan tenaga kesehatan (Nakes) yang membawa jenazah pasien Covid-19.
Namun tak lama, setelah diberikan pemahaman dan mediasi, oleh Satgas Covid-19, pihak TNI, dan Polri, warga pun memperbolehkan ambulans melewati lingkungan tersebut.
Ketua RT Lingkungan Kelebut, Kelurahan Banjaragung, Kecamatan Cipocok Jaya, Aslah mengatakan, bila warga merasa takut dan khawatir jenazah yang dibawa ambulans dapat menularkan Covid-19 ke masyarakat.
“Jadi warga ketakutan karena TPU komplek Kelapa Gading itu berdampingan dengan punya warga (Kelebut). Ambulans yang bawa jenazah (covid-19) kan melewati lingkungan ini,” katanya, Sabtu (24/7/2021).
Atas kejadian tersebut, tim Satuan tugas (Satgas) Covid-19 Kota Serang, yang diwakilkan langsung oleh Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin, serta pihak TNI, dan Polri untuk melakukan mediasi dengan warga Kelebut.
Setelah diberikan pemahaman, edukasi, dan arahan, warga akhirnya menerima dan membiarkan ambulans pembawa jenazah pasien Covid-19 melintas.
“Sudah dimediasi sama pak Wakil Wali Kota Serang, pak Subadri ke sini, sama pak Kapolsek dan Danramil juga. Sudah dijelaskan soal proses pemkaman jenazah covid-19,” ujarnya.
Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin membenarkan, sempat ada pelarangan mobil ambulans yang membawa jenazah pasien Covid-19 oleh warga Lingkungan Kelebut.
Warga merasa ketakutan bila ambulans dengan jenazah pasien Covid-19 yang melintasi lingkungannya bisa menularkan virus tersebut.
“Iya, karena pemakamannya lewat perkampungan warga, jadi mereka takut akan tertular, bukan dilarang dikuburnya. Masyarakat sudah paham,” ucapnya.
Setelah dimediasi, dikatakan dia, akhirnya warga menerima dan membolehkan ambulans untuk lewat. Bahkan, saat ini jenazah sudah dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
“Alhamdulillah sudah, akhirnya saling mengerti dan Alhamdulillah jenazah sudah dikuburkan dengan protokol kesehatan,” tuturnya.
Mengenai adanya cekcok antara warga dengan tenaga kesehatan, Subadri pun meluruskan, tidak ada perdebatan hebat.
“Namun, warga Lingkungan Kelebut hanya menanyakan seberapa bahaya ketika jenazah Covid-19 melewati dan dimakamkan dekat dengan perkampungan, apakah bisa menularkan, begitu,” ucap dia.
Dengan hati-hati, dia menjelaskan, sekaligus memberikan pemahaman dan edukasi kepada warga setempat terkait prosesi pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Dalam aturan, pemakaman jenazah Covid-19 harus sesuai dengan protokol kesehatan, dan keadaan jenazah pun sudah dipetikan lengkap dengan strap plastik untuk antisipasi adanya penularan.
“Sudah musyawarah tidak terjadi hal-hal yang menimbulkan fitnah. Kedua belah pihak juga sudah memahami. Jadi ini rasa ketakutan warga saja, dan memang ada sebagian masyarakat yang khawatir,” tandasnya. (Red)