SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sejumlah wilayah di Kota Serang tergenang air dan banjir setinggi 50 sampai 70 sentimeter lantaran diguyur hujan semalaman. Bahkan, atas kejadian tersebut sekitar 102 unit rumah warga terendam.
Dikatakan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi, sejumlah rumah terdampak banjir, longsor, hingga adanya pohon tumbang.
“Genangan (air) banyak. Kalau banjir, itu ada di Citra Gading, Ranau Estate, dan Bumi Indah Permai. Banjir terjadi ketika subuh di semua titik tersebut,” katanya, Selasa (14/9/2021).
Menurutnya, hal itu diakibatkan karena hujan dengan intensitas lebat, sehingga mengakibatkan banjir, longsor dan angin kencang pada Selasa (14/9) Pukul 01.00 WIB. Lokasi yang terkena banjir, yaitu Kecamatan Serang, Kelurahan Unyur di Komplek Bumi Indah Permai (BIP), Kecamatan Cipocok Jaya, Kelurahan Cipocok Jaya di Komplek Citra Gading.
“Kemudian di Kelurahan Kasemen Lingkungan Kedung Leles, dan Kampung Lebak Pondok Pesantran Abdul Gofur. Terus di Kecamatan Taktakan, Kelurahan Cilowong,” ujarnya.
Sekitar 102 Kepala Keluarga (KK) terdampak, dan masih dilakukan pendataan. Sementara saat ini ada sekitar 44 jiwa yang telah di evakuasi oleh tim BPBD Kota Serang.
“Untuk kerugian materil, ada 102 unit rumah terdampak masih didata. Kemudian, satu unit Ponpes terdampak, dengan ketinggian air sekitar 40 sampai 150 sentimeter,” ucapnya.
Seorang korban banjir di Lingkungan Rau Timur, RT 02/18, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Rohanah mengatakan, banjir terjadi pada Selasa, pukul 02.00 WIB. Hingga pagi pun air tak kunjung surut karena hujan yang tak mereda, sehingga volume air kali terus meningkat.
“Mungkin karena kalinya kecil, terus kepenuhan, jadi tumpah airnya. Jadi airnya masuk ke rumah,” ucapnya.
Dia mengaku bila di wilayahnya banjir sering terjadi ketika musim penghujan tiba. Bahkan ketinggiannya bisa mencapai satu meter lebih.
“Saya disini dari tahun 2000, belum banjir waktu itu. Nah pas tahun 2002 mulai banjir, sampe sekarang. Tidak pernah tertangani,” ucapnya.
Dia pun meminta pemerintah untuk melakukan normalisasi terhadap kali yang ada di lingkungan warga agar kejadian banjir tidak terulang kembali.
“Bisa dilebarin atau di dalemin lagi biar bisa nampung air kalau hujan. Mudah-mudahan pemerintah mendengar keluhan kami,” tuturnya. (Red)