SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC-3) membantah jika Bendungan Sindangheula sebagai penyebab banjir bandang di Kota Serang pada 1 Maret 2022 lalu. Justru, dibangunnya Bendungan Sindangheula adalah berfungsi untuk membantu mengurangi dampak banjir.
Dikatakan Kepala BBWSC-3, I Ketut Jayada, bahwa adanya Bendungan Sindangheula tersebut merupakan sebagai antisipasi terjadinya banjir di beberapa wilayah di Banten, terutama di Kota Serang.
“Jadi sebenarnya karena terminaloginya dibikin kalau penyebab banjir itu bendungan sindangheula. Padahal, bendungan sindangheula itu membantu mengatasi dampak banjir,” katanya, Selasa (21/3/2022).
Ia menjelaskan, semua konstruksi bangunan bendungan yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di seluruh Indonesia sekitar 200an, adalah salah satunya untuk mereduksi banjir.
“Jadi yang kami bangun itu bukan hanya Sindangheula saja. Ini untuk mereduksi banjir, dan itu berbeda-beda. Ada yang daya tampungnya besar, dan ada yang kecil,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, jika kapasitas daya tampung bendungan juga berpengaruh pada bentuk cekungan tanah atau bumi.
“Kemudian juga bergantung pada kapasitas tampung berdasarkan anugerah Tuhan cekungan alamnya. Seperti Sindangheula (daya tampung) sembilan juta, kalau Karian 314 juta,” tuturnya.
Menurutnya, apabila pada saat ini Bendungan Sindangheula tidak ada, maka bisa dipastikan banjir di Kota Serang akan lebih besar lagi dari yang terjadi pada 1 Maret 2022 lalu.
“Lebih besar lagi, karena ada sembilan juta kubik sudah tertampung di sana (Bendungan Sindangheula),” ucapnya.
I Made Jayada menjelaskan, jika setiap bendungan memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda-beda. Seperti pada Bendungan Sindangheula yang bermanfaat sebagai penyelamatan air.
“Jadi fungsinya konservasi, yang merupakan danau alamiah. Kemudian bisa menyerap air ke bawah untuk menimbulkan mata air, dan pemanfaatan irigasi,” tandasnya. (Red)