SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Kecamatan Kasemen bersama Satpol PP dan juga Polsek Kasemen, membongkar sejumlah bangunan liar di kanal Cibanten. Pembongkaran tersebut dilakukan karena bangunan liar itu menjadi salah satu penyebab banjir di Kawasan Kesultanan pada awal Maret 2022 lalu.
Camat Kasemen, Kota Serang, Ahmad Nuri mengatakan, pembongkaran bangunan liar yang berada di kanal sungai di kawasan Kesultanan Banten tersebut dilakukan berdasarkan laporan dari Kenadziran.
“Kami juga sudah kroscek tiga kali, dan memang mengalami sumbatan karena bangunan berada di atas jembatan,” katanya, Rabu (20/4/2022).
Tak hanya itu, warga sekitar juga merasa kalau bangunan liar yang berada di kanal mengganggu jalannya air. Bahkan, pada saat pembongkaran tidak ada perlawanan dan warga pun pasrah karena telah menyalahi aturan.
“Memang warga merasa terganggu, bahkan tidak ada perlawanan saat dibongkar,” ujarnya.
Menurut dia, bangunan liar tersebut merupakan salah satu penyebab banjir yang terjadi di Kota Serang, khususnya di Kecamatan Kasemen.
“Iya, saya pastikan ini adalah salah satu penyebab banjir. Karena fungsi kanal ini kan membawa air hingga ke laut,” tuturnya.
Bahkan, dikatakan Nuri, bencana banjir yang terjadi pada awal Maret 2022 lalu merupakan bukti kalau bangunan liar di kanal tersebut penyebabnya.
“Itu buktinya, banjir kemarin. Air kan berbalik karena ada bangunan liar. Bahkan banjir kesultanan banten itu memang salah satu penyebabnya dari kanal ini, bangunan liar,” ucapnya.
Sebagai antisipasi adanya bangunan liar yang dibangun kembali, dia menginstruksikan Lurah untuk segera melakukan penataan. Termasuk memonitoring dan meninjau, karena dikhawatirkan ada warga yang bandel membangun kembali.
“Saya juga meminta ke masyarakat untuk menjaga lingkungan. Sehingga, minimal ketika air datang salurannya lancar,” ujar Nuri.
Seorang warga Kelurahan Banten Ratu mengakui jika bangunan liar tersebut menjadi penyebab banjir. Sebab, para warga pun mengeluhkan hal itu karena setiap kali hujan turun kawasan tersebut pasti tergenang.
“Iya betul, dan memang saya akui masyarakat tidak menjaga lingkungan, makanya banjir,” katanya.
Menurut dia, sejumlah bangunan liar tersebut bukan milik warga asli Kelurahan Banten. Melainkan pendatang dari luar daerah Provinsi Banten yang berjualan.
“Bukan, jadi 80 persen itu warga pendatang. Kalau pun ada yang protes mau ngapain, wong itu mengganggu, dan ini kan untuk menjaga lingkungan,” tuturnya. (Red)