SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sebanyak 399 calon jamaah haji asal Kota Serang, melaksanakan pemeriksaan kesehatan jamaah haji tahap kedua di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Serang, Selasa (24/5/2022).
Dikatakan Walikota Serang, Syafrudin, ia meminta agar para calon jamaah haji asal Kota Serang, dapat menjaga kesehatan dengan menjaga pola makan dan hidup sehat. Selain itu, kepada para jamaah haji juga diminta agar menyiapkan fisik dan mental yang kuat.
“Karena sulit berangkat haji. Harus mempersiapkan fisik, karena di sana (Arab Saudi) akan capek dan tidak ada kendaraan yang harus ditumpangi,” ujarnya.
Syafrudin menegaskan, perlunya kesiapan fisik dan mental karena jamaah haji harus berjalan kaki dari hotel ke tempat beribadah. Selain itu, kegiatan lainnya pun membutuhkan tenaga yang ekstra seperti thawaf dan sa’i.
“Thawaf, Sa’i dan lempar jumroh membutuhkan tenaga yang harus disiapkan, kemudian kesiapan mental. Mudah-mudahan jamaah kita sudah terbekali kaitannya dengan mental yang kita siapkan. Karena di sana itu perlu kesabaran, berjubel dan perlu kesabaran yang hsrus dijaga,” jelasnya.
Berdasarkan hasil tes, disebutkan sementara ini tidak ada masalah. Akan tetapi, ada satu masyarakat yang melakukan pemeriksaan saraf dengan tidak ada masalah.
“Yang kami tahu dari pemeriksaan ada dokter penyakit khusus, penyakit dalam dan penyakit dalam, ada di pemeriksaan saraf satu orang tapi tidak masalah,” katanya.
Diketahui, jamaah haji di Kota Serang tahun 2022 ini sebanyak 399 orang. Berbeda pada tahun sebelum-sebelumnya dengan jumlah minimal 1.000 jamaah haji.
“Karena sangat sulit berangkat haji ke Mekkah, mudah-mudahan warga masyarakat Kota Serang yang saat ini sudah terdaftar sebagai calon jamaah haji, semuanya bisa berangkat tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan terutama kesehatan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Ahmad Hasanuddin, hasil dari pemeriksaan ini nanti akan terbagi menjadi 4 kriteria yang boleh dan tidak boleh berangkat haji. Pertama Istitho’ah yaitu boleh berangkat haji, kedua berangkat haji dengan catatan ada pendamping.
“Pendamping mungkin suami didampingi istri, orangtua didampingi anak atau didampingi ketua KBIH,” katanya.
Selanjutnya, kategori tidak berangkat karena tertunda, misal karena ada penyakit yang harus diobati terlebih dahulu. Sehingga keberangkatan ditunda satu tahun untuk melakukan pengobatan dan keempat tidak boleh berangkat.
“Jadi dari hasil pemeriksaan 4 kategori itu kita mendoakan agar hasilnya mendapatkan kategori kesatu yaitu berangkat semuanya,” tandasnya. (Red)