SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Guna menekan laju Inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Serang, menggelar Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pengendalian Inflasi Kota Serang, Kamis (8/9/2022).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang Nanang Saefudin mengatakan, Pemkot Serang menyiapkan dana yang diambil dari dana transfer umum (DTU) sebesar dua persen. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun 2022.
“Ada kebijakan dari pusat, untuk menekan inflasi khususnya di kabupaten/kota, anggaran diambil 2 persen dari dana umum untuk alokasi triwulan empat. Kalau hitung-hitungan kami sekitar Rp4 miliar namun kita lebihkan menjadi Rp5 miliar untuk bantuan menekan laju inflasi di Kota Serang,” katanya.
Kebijakan tersebut berlaku di semua daerah di Indonesia dan merupakan program nasional. Nantinya, dari anggaran Rp5 miliar akan dianggarkan atau dibagi untuk sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang diperuntukkan bagi kebutuhan masyarakat.
“Jadi ada empat jenis bantuan. Seperti bansos, penciptaan lapangan kerja, subsidi transportasi, dan peruntukkan sosial lainnya,” ujarnya.
Menurut dia, inflasi terjadi diakibatkan beberapa hal, misalnya perayaan hari-hari besar dan waktu-waktu tertentu. Sebab, inflasi juga bisa disebabkan karena pasokan yang kurang, sedangkan permintaan pasar cukup tinggi.
“Inflasi ini seringkali dipicu karena hari-hari besar seperti maulid nabi, lebaran, permintaan banyak, jadi tinggi,” tuturnya.
Seperti yang terjadi saat ini, harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, hingga telur yang mengalami kenaikan sebelum harga BBM naik.
“Makanya nanti bantuan itu juga akan kami berikan kepada OPD. Misalnya kami berikan pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Peternakan dan Kelautan (DP3K). Karena inflasi di kabupaten/kota itu ada pada cabai, dan bawang,” ucapnya.
Nanang menuturkan, untuk di Kota Serang sendiri, terjadi inflasi pada sejumlah barang kebutuhan pangan, yang diakibatkan tingginya permintaan. Apalagi, Pasar Induk Rau (PIR) menjadi salah satu pasar induk dari beberapa daerah di wilayah Provinsi Banten. Seperti Kabupaten Lebak, Pandeglang, Kabupatan Serang, hingga Kota Cilegon.
“Inflasi itu kan kebutuhan konsumsi masyarakat tinggi, sementara daya beli sangat rendah. Tapi Kota Serang ini, khususnya Pasar Rau, tingkat komsumsinya itu bukan hanya masyarakat Kota Serang, tapi Lebak, Pandeglang, dan Cilegon. Sehingga permintaan konsumsi tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Serang, Sony August mengatakan, bahwa dalam jangka waktu mendekat ini pihaknya akan menyelenggarakan gerakan menanam cabai, tomat dan sawi untuk di Permukiman yang melibatkan beberapa Kelompok Tani dan beberapa unsur Masyarakat.
“Cepat Tanggap yang akan kita lakukan yang pertama Cabai, Tomat dan Sawi, Kemudian kita akan menanam bawang di daerah Kasemen dan Curug, namun bawang yang sudah eksis ada di daerah Kasemen sekitar 1,5 dan 1,3 Hektar dan pada bulan November ini akan coba kita panen dan kita refill untuk di pertanian agar diputar secara terus menerus,” katanya. (Red)