SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Kecamatan Kasemen, Pemerintah Kecamatan Kasemen bersama kelurahan dan masyarakat mulai membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) mini, salah satunya di Kelurahan Warung Jaud.
Dikatakan Camat Kasemen, Ahmad Nuri, proses pembangunan TPS mini menggunakan swadaya masyarakat. Selanjutnya, masyarakat juga yang membangun TPS mini yang berkapasitas bisa untuk menampung sampah-sampah dari kampung-kampung.
“Kami melakukan kunjungan pembangunan perdana dan launching pembangunan TPS mini yang memang telah kita diskusikan lama bersama dengan para kelurahan di Kasemen. Yang baru memulai adalah kelurahan Warung Jaud,” ujarnya, Senin (12/9/2022).
Ia mengatakan bahwa dengan adanya TPS mini tersebut merupakan bentuk partisipasi masyarakat dan publik dalam konteks melawan terhadap sampah. Hal ini juga bagian dari kerja nyata yang dilakukan oleh masyarakat beserta stakeholder dan akan dijadikan role model terhadap kelurahan-kelurahan lainnya di Kecamatan Kasemen.
“Saya sebagai Camat Kasemen, ingin sekali bahwa ini dijadikan role model di tiap-tiap kelurahan. Nanti di tiap kelurahan punya titik TPS mini yang akan menampung dari sampah-sampah perkampungan maupun sampah liar,” katanya.
Nuri meyakini betul bahwa sejatinya masyarakat Kasemen ini sangat gelisah atas terjadinya sampah yang menumpuk, baik sampah yang ada di lingkungan kampung-kampung maupun sampah liar. Oleh sebab itu, pihaknya memberikan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan ulama serta melakukan kolaborasi bersama dengan stakeholder lainnya, untuk terlibat penuh dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya menjaga kebersihan.
“Dalam konteks ini melawan sampah dan Alhamdulillah disambut baik dengan beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat, diantaranya melakukan pembangunan TPS mini,” ucapnya.
Kedepan, setiap kelurahan di Kasemen akan memiiki TPS tingkat kelurahan. Soal teknisnya, kata dia, pihaknya akan mencari tempat yang sesuai yang biasanya dijadikan tempat buang sampah liar masyarakat, misalnya Warungjaud.
“Tidak jauh dari kantor kelurahan Warung Jaud ini dijadikan tempat pembuangan sampah liar oleh masyarakat. Begitu kita bangun, diharapkan agar tumbuh kesadaran masyarakat bahwa itu adalah tempat buang sampah,” jelasnya.
Nuri juga mengatakan bahwa pihaknya ingin memastikan bahwa di kampung-kampung itu nanti ada juga TPS-TPS mini, apabila memang berjauhan dengan TPS yang ada di kelurahan. Tak hanya itu, alur, skema dan proses pembuangan sampah yang baik pun sudah dikembangkan.
“Secara pengolahan sampahnya, kita akan pisahkan sampah organik dan sampah non organik. Mana sampah yang akan kita bakar dan mana yang akan diangkut. Supaya tidak acak-acakan, kita akan buat surat edaran dan bekerjasama dengan DLH untuk menggerakkan armadanya minimal 3 kali sehari untuk mengangkut sampah-sampah yang telah kita pisahkan,” tuturnya.
Tak sampai di situ, pihaknya juga akan menghidupkan kembali tradisi Gerakan sapu pagi, yang memang budaya tersebut sudah mulai luntur. Sehingga nantinya, Kecamatan Kasemen yang dikenal sebagai lumbung sampah, akan menjadi tempat yang sangat bersih dengan kesadaran publik yang luar biasa.
“Tradisi luhur yang telah tumbuh di Kecamatan Kasemen akan direvitalisasi yaitu gerakan sapu pagi ditengah-tengah masyarakat, agar kampung-kampung tetap bersih, tempat pembuangan sampahnya disiapkan, kesadarannya tumbuh dan insyaallah tentang Kasemen berlumur sampah, pelan-pelan akan menghilang,” tandasnya. (Red)