SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Angka inflasi Kota Serang mencapai 7,54 persen. Adapun, komoditas utama penyumbang inflasi adalah kulit melinjo, angkutan dalam kota, martabak, material bangunan, buah-buahan, tahu tempe.
Hal itu terungkap, saat Walikota Serang Syafrudin hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional dalam rangka pengendalian inflasi di daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia di Kantor Diskominfo Kota Serang, Senin (28/11/2022).
Dikatakan Walikota Serang, Syafrudin, bahwa jumlah inflasi Kota Serang meningkat bukan dari beberapa bahan pokok, melainkan lebih didominasi dari beberapa kebutuhan.
“Jadi kenaikan inflasi ini bukan dari bahan pokok, tetapi dari kebutuhan lain seperti angkutan dalam kota, buah-buahan dan material bangunan,” ujar Syafrudin.
Menurut Syafrudin, beberapa kenaikan juga dipicu dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menyebabkan bahan-bahan ikut naik dan juga minat masyarakat yang cukup tinggi.
“Material bangunan ini karena memang ada kenaikan BBM, tahu tempe kemudian yang paling melonjak karna ada kearifan lokal di serang seperti Maulid Nabi, haul dan sebagainya,” katanya.
“Disini kulit melinjo yang paling besar ini, sekitar 25,76 persen, jadi rata-rata kita inflasinya 7,54 persen, namun di daerah lain ada juga yang tertinggi yakni Aceh dan Jambi mencapai 80 sekian persen,” tambahnya.
Syafrudin menjelaskan, untuk mengantisipasi inflasi di Kota Serang, bahwa Pemkot Serang sudah melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasinya. Yakni memberikan bantuan seperi bansos untuk nelayan, bansos bibit untuk petani, penciptaan lapangan kerja, kelompok tani, pelatihan kewirausahaan.
“Intinya bahan pokok kita cukup stabil tapi bahan-bahan yang disampaikan itu memang ada yang mengalami kenaikan terutama di angkutan dalam kota dan beberapa bahan tadi,” jelasnya.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) II Kota Serang, Yudi Suryadi mengatakan, penyebab utama inflasi di Kota Serang adalah angkutan dalam kota dan saat ini pihaknya sedang menyusun tarif angkutan.
“Kami juga sudah melaksanakan rapat dan operasi pasar, termasuk penanaman cabai dan evaluasi pasar untuk menekan inflasi,” ucapnya.
Selain itu, Pemkot Serang telah menganggarkan biaya tak terduga (BTT) untuk menekan inflasi dengan total sekitar Rp4 miliar lebih yang diberikan kepada masyarakat melalui bantuan sosial.
“Itu arahan dari pusat, dan kami sudah keluarkan anggaran 2,23 persen dari APBD Kota Serang melalui BTT, dan sudah digelontorkan ke OPD terkait,” katanya.
Berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang, kulit melinjo menjadi penyumbang inflasi tertinggi setelah angkutan perkotaan. Hal itu diakibatkan karena banyaknya masyarakat yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi dan rata-rata warga Kota Serang mengonsumsi kulit melinjo.
“Memang kan bulan Oktober itu puncak perayaan maulid, sehingga November muncul angka itu, dan itu khusus Kota Serang kulit melinjo masuk penyebab inflasi,” tandasnya. (Red)