SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Serang merangkak naik menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Kebutuhan pokok tersebut yakni beras, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, hingga telur ayam dan daging ayam negeri.
Dikatakan pedagang di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Kiki, beberapa hari ini terdapat empat bahan pokok yang mulai mengalami kenaikan harga. Diantaranya bawang merah yang awalnya Rp30.000 per kilogram kini menjadi Rp40.000, kemudian cabai merah besar dan kriting yang rata-rata naik Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogramnya.
“Dibanding sama akhir november kemarin, sekarang naiknya lebih tinggi. Cabai rawit merah sekarang Rp50 ribu sekilo, tadinya Rp40 ribu. Terus cabai merah keriting Rp40 ribu, tadinya Rp30 ribu, cabai merah besar Rp25 ribu, sekarang jadi Rp40 ribu,” katanya, Sabtu (10/12/2022).
Selain itu, harga tomat yang biasanya stabil kini naik sekitar Rp2.000, yang awalnya Rp18.000 per kilogram untuk tomat besar menjadi Rp20.000 per kilogram. Sedangkan untuk tomat sambal, atau tomat kecil kini menjadi Rp12.000 per kilogram, yang tadinya Rp10.000.
“Naiknya itu mulai awal Desember kemarin. Tomat juga kan jarang naik, sekarang malah sudah naik lagi,” ujarnya.
Pedagang lainnya, Mia mengatakan, harga kebutuhan pokok terutama pada jenis volatile food sudah biasa naik menjelang akhir tahun dan hari-hari besar lainnya. Bahkan, beberapa hari ke depan dia tidak bisa memastikan apakah harga-harga tersebut akan turun. Sebab, para pedagang di Pasar Rau kebanyakan menerima suplai dari luar daerah.
“Jadi kalau dari supliernya naik, ya kami juga otomatis naik. Kalau turun tidak bisa dipastikan, kalau naik kemungkinan iya,” ucapnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, dikatakan dia, sejak awal Desember 2022, namun semakin tinggi tiga hari kebelakang kemarin. Seperti bumbu dapur, lauk pauk ikan, daging sapi, kerbau, kambing hingga telur ayam.
“Sudah tiga hari ini naik terus, mulai dari Rp8.000 sampai Rp15.000. Jadi memang sudah biasa naik kalau musim kayak gini,” tuturnya.
Sementara itu, seorang pedagang ayam potong Edi mengatakan, ritme kenaikan harga pada daging ayam sudah terprediksi. Misalnya, ketika bulan maulud, kemudian bulan puasa menjelang lebaran, dan akhir tahun.
“Kalau akhir tahun itu kan banyak yang suka bakar ayam, jadi sudah pasti naik. Tapi naiknya tidak terlalu tinggi, paling Rp2.000. Kayak sekarang, tadinya Rp32 ribu, sekarang sudah Rp34 ribu perkilo,” ucapnya. (Red)