SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah memberikan perhatian lebih terhadap Kecamatan Carenang karena mampu membuat inovasi dalam penguatan ekonomi masyarakat. Berbagai inovasi dibuat, mulai dari sukses membudidaya ikan nila, mengolah sampah, hingga membuat bahan pakaian dari sistem ecoprint.
“Jika Kecamatan Carenang bisa, seharusnya kecamatan lain bisa. Dan kita dorong bagi yang mau berinovasi. Carenang adalah kecamatan percontohan dalam berinovasi, ketahanan pangan, dan pemulihan ekonomi,” kata Tatu usai panen ikan nila sistem bioflok di lingkungan Kantor Kecamatan Carenang, Rabu (15/2/2023).
Apa saja inovasi Kecamatan Carenang? Yakni, budidaya ikan nila dengan sistem bioflok, kerajian batik ecoprint, pemanfaatan limbah organik dengan membuat ecoenzym, pengolahan kombucha, dan pemanfatan limbah plastik dengan membuat berbagai produk siap pakai dengan nama sistem ecobrick.
Tatu meminta para camat berinovasi atau menduplikasi program yang dilaksanakan Camat Carenang Arif Roikhan. “Untuk sumber anggaran dan sarana prasarana, ini bisa sifatnya keroyokan. Ada dari dana desa 20 persen untuk ketahanan pangan, dinas kabupaten dan provinsi bisa support. Juga ada perusahaan, perbankan, dan industri lainnya. Jika digabungkan, bisa menjawab berbagai persoalan di masyarakat,” tegas Tatu.
Tatu menilai, panen ikan nila dengan sistem bioflok di Carenang merupakan salah satu upaya memperkuat ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi. “Seperti yang sering disampaikan Bapak Presiden, soal kesehatan atau stunting, serta masuknya periode pemulihan ekonomi. Tentu saya dan jajaran harus mampu menjabarkan ini, upaya kita dengan Pak Camat, dan terlihat keberhasilannya,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten ini.
Ia memerintahkan seluruh camat untuk melakukan inovasi dan kegiatan pemberdayaan ekonomi, yang mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. “Carenang ini kita katakan sebagai Kecamatan Nila. Maka kecamatan lain perlu evaluasi, sedikit pemaksaan, dan kita dampingi untuk mampu berinovasi,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito yang hadir dalam kesempatan tersebut juga mengapresiasi inovasi yang dilakukan Camat Carenang. Menurutnya, saat ini diperlukan penguatan ketahanan pangan dan penanganan stunting mulai dari desa. “Maka bioflok untuk nila ini merupakan salah satu upaya bagaimana memperkuat ketahanan pangan di desa melalui pemenuhan gizi dari sisi ikan,” ujarnya.
Menurutnya, diperlukan pendampingan dari instansi pemerintahan untuk menggerakkan ekonomi di desa. “Pasti semua bilang ada keterbatasan anggaran, tetapi dengan keterbatasan yang ada, kita kelola dengan baik, saya yakin itu bisa menjadi lebih pesat. Ini ada contoh baik, bisa direflikasi dan ditularkan ke desa lain,” ujarnya.
Sugito menegaskan, semua desa bisa melakukan inovasi jika ada kemauan. “Tidak ada desa yang miskin, tetapi hanya ada desa yang belum menemukenali potensi dan aset yang dimiliki. Jika kita mulai dari kondisi negatif, tidak punya ini, tidak punya itu, akhirnya mempengaruhi mindset. Apa pun yang ada, jika dikelola, maka akan ada nilai manfaat,” ujarnya.
Camat Carenang Arif Roikhan menilai, keberhasilan Carenang tidak lepas dari dukungan Bupati Serang. “Kita di-support luar biasa oleh Ibu Bupati. Ini luar biasa, hanya level kecamatan, tetapi bisa berbuat lebih, dan semoga bisa memotivasi,” ujarnya.
Arif mengungkapkan, panen ikan nila kali ini yang kedua kali dan menghasilkan lebih banyak. Hasil panen zebagian diberikan gratis kepada masyarakat sekitar, terutama keluarga yang punya ibu hamil dan anak balita berisiko stunting.
“Panen pertama, kami memperoleh 5 ton lebih sedikit. Insya Allah, sekarang 5 ton lebih banyak. Saya berharap, bisa sampai 6 ton. Jika ada yang mau menduplikasi, kami akan bantu juga pemasarannya,” ujarnya. (Red)