SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Meski saat ini Ahmad Nuri telah menjabat sebagai Sekretaris DPRD Kota Serang, namun dirinya tidak menghilangkan kebiasaan pada saat menjadi Camat, baik saat menjadi Camat Curug ataupun Camat Kasemen yakni selalu berbagi kepada masyarakat dan anak yatim setiap hari Jumat.
Dikatakan Ahmad Nuri, Gerakan Sodakoh Jumat Pagi (Gasjumpa) untuk Jumat ini dilaksanakan di ruang aspirasi DPRD Kota Serang dengan mengundang lurah, kiai setempat, RT/RW, Ibu-ibu, anak yatim dan kaum duafa.
“Di bulan suci Ramadan ini kemarin kita adakan kegiatan Mapag Ramadan pengajian dan bacakan. Nah kita pengen menjadikan gedung dewan ini juga sebagai pusat kepedulian terhadap masyarakat sekitar,” katanya, ditemui usai Gasjumpa, Jumat (24/3/2023)
Ia mengungkapkan, Gasjumpa memiliki tiga nilai filosofi, bahwa fungsi sebagai ASN juga harus ada. Menurutnya, birokrat itu tidak harus berkecimpung pada wilayah normatif saja tapi juga ada fungsi pelayanan yang bisa diterjemahkan dalam pelayanan langsung yaitu lewat gerakan-gerakan yang langsung untuk masyarakat.
“Akhirnya kita melaksanakan di sini untuk memberikan bantuan dan santunan terhadap yatim yang ada di kampung sekitar gedung ini (Bogeg),” ujarnya.
Dijelaskan Nuri, Gasjumpa sat ini dilaksanakan di gedung DPRD Kota Serang, karena jangan sampai gedung yang sebesar ini sebagai pusat perumusan kebijakan, baik legislasi, budgeting, dan pengawasan itu adalah tidak berdampak langsung kepada masyarakat.
“Filosofis kedua itulah yang saya bawa, gedung dewan sebagai pusat pembangunan di sini juga harus mampu dirasakan oleh masyarakat, minimal oleh sebagian masyarakat, RT RW, yatim piatu,” ucapnya.
Yang ketiga, dikatakan Nuri bulan Ramadan ini bukan mengasah kesalahan privat saja, tetapi juga kesalahan sosial. Menurutnya, kesalahan sosial juga harus melekat di birokrat.
“Saya sebagai ASN dan pegawai-pegawai di sini kesekretariatan yang tugas sehari-harinya melayani dewan juga punya tanggungjawab kepada masyarakat itu dengan menggunakan fasilitas gedung dewan untuk menjadikan tempat memberikan santunan dan ada doa bersama,” jelasnya.
Jadi intinya, yang bisa dikembangkan adalah bagaimana gedung ini mampu bermanfaat terhadap masyarakat sekitar yang memang jadi tradisi baru. Agar masyarakat sekitar juga merasakan ada gedung dewan besar ini di tengah-tengah masyarakat Banjar Agung.
“Akan kita dawamkan kalau tidak di sini, kita akan dawamkan ke masjid-masjid. Maka besok mungkin kita bisa bekerja dengan anggota dewan dengan daerah pemilihan misalkan di Walantaka, ya kita dengan anggota dewan Walantaka,” tandasnya. (Red)