SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang mencatat setidaknya ada 13 wilayah di Kota Serang yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
BPBD Kota Serang juga mencatat ada sebanyak 1.613 kepala keluarga 760 rumah dan 894 jiwa yang terdampak kekeringan di Kota Serang.
Kendati kekeringan terus meluas dan ratusan warga terdampak, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang belum mengeluarkan status tanggap darurat.
Walikota Serang, Syafrudin mengatakan, pihaknya masih melihat perkembangan kondisi kekeringan yang terjadi di Kota Serang.
“Memang diakui sekarang ini dipersiapkan adanya elnino dari bulan-bulan kemaren, tapi memang Kota Serang belum memberikan instruksi kepada masyarakat, hanya memang secara regulasi belum mengeluarkan surat instruksi dalam menghadapi elnino ini,” katanya, Rabu (30/8/2023).
Syafrudin menuturkan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang sudah meninjau kondisi kekeringan di wilayah Kota Serang. Ia mengakui, sudah banyak persawahan yang kekeringan hingga tanah retak.
“Memang sekarang ini sudah mulai kekeringan, terutama di persawahan, kemaren sudah ditinjau oleh pak sekda memang sudah kering dan tanahnya sudah belah dan retak-retak,” ujarnya.
Syafrudin berharap, pada bulan Agustus dan September elnino di Kota Serang bisa mereda dan bisa turun hujan.
“Kami berharap bulan ini ada hujan tapi cuaca ini kami antisipasi mengadakan persiapan-persiapan,” harapnya.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) II Kota Serang, Yudi Suryadi mengatakan, kondisi kekeringan di Kota Serang masih dalam keadaan ringan. Pihaknya belum bisa mengeluarkan status kekeringan untuk Kota Serang.
“Kita masih kecil, kita masih ringan, masih posisi aman tadi. Kalau kita lihat pertanian hanya 18 hektar, ini yang paling banyak di kecamatan Kasemen ada enam kelurahan, Walantaka ada lima kelurahan dan Taktakan satu kelurahan, Cipocok jaya ada dua kelurahan dan Curug dua kelurahan,” jelasnya.
Informasi dari BMKG terkait kondisi kemarau selama elnino ini, kata Yudi, akan berlangsung sampai bulan Oktober.
“Ini perlu diantisipasi oleh semuanya oleh OPD terkait dalam menyusun program dan kegiatan,” ucapnya.
Yudi mengatakan, sektor yang sangat terdampak adalah pertanian, ada sekitar 18 hektar sawah yang mengalami kekeringan.
“Tetapi secara umum berdasarkan data dan laporan oleh Dinas Pertanian Provinsi Banten dan Dinas Pertanian Kota Serang ternyata itu masih kecil, kurang lebih hanya 18 hektar saja yang mengalami kekeringan dan Fuso, itu masih sebagian kecil, untuk pangan masih aman untuk kota serang,” katanya.
Berkaitan dengan pertanian, pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan musim tanam, karena kondisinya sekarang sedang kekeringan.
“Termasuk juga irigasi Ciujung kan sekarang pengeringan karena ada beberapa perbaikan,” tandasnya. (Red)