Ketua Komnas Perlindungan Anak Provinsi Banten, Hendry Gunawan.

SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Provinsi Banten, menganggap iklan produk rokok yang  banyak terpampang di jalan protokol dan area publik di Kota Serang dapat mengancam masa depan anak di Kota Serang dan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Serang untuk mengurangi bahkan menghilangkan iklan rokok tersebut.

Ketua Komnas Perlindungan Anak Provinsi Banten, Hendry Gunawan mengatakan, pihaknya bersama Forum Anak Kota Serang kerap menyuarakan aspirasi anak-anak di Kota Serang terkait maraknya iklan rokok di area publik dan jalan protokol.

“Terkait iklan rokok di Kota Serang memang sudah disuarakan cukup lama oleh anak-anak yang tergabung dalam forum anak Kota Serang, biasanya di momen-momen hari anak mereka menyampaikan terkait dengan iklan rokok yang masih banyak di jalan-jalan protokol Kota Serang,” katanya, Rabu (6/9/2023).

Hendry menjelaskan, iklan rokok cukup berpengaruh terhadap masa depan anak-anak dan memunculkan stigma bahwa Kota Serang tidak ramah untuk anak-anak.

“Tentu saja ini anak-anak melihat bahwa kota yang ditinggalinya tidak ramah terhadap anak, karena rokok sepertinya masih dianggap hal yang lumrah, hal biasa, kemudian tidak membahayakan siapapun, maka iklannya pun masih cukup banyak bertebaran,” ujarnya.

Meski iklan rokok menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup tinggi, kata Hendry, namun dapat merusak anak-anak yang memang hari ini tumbuh kembangnya perlu dipantau oleh orang dewasa.

“Kemudian orang dewasa menganggap rokok itu yang biasa dan mungkin anak-anak juga bisa mengaksesnya ini yang kemudian bakal bahaya di masa depan,” ucapnya.

Apabila, pemasangan iklan rokok menjadi salah satu penyumbang PAD paling besar pada Pemkot Serang, dia menuturkan, seharusnya dapat diatur tata letaknya, supaya tidak menganggu dan terlihat oleh anak-anak. Sebab, dengan maraknya iklan rokok di jalanan, secara tidak langsung memberikan informasi jika rokok tidak berbahaya, dan menjadi hal yang lumrah.

“Mungkin ada tempat lain yang bisa diarahkan, atau bisa juga tidak sama sekali menerima itu. Karena, pintu masuknya itu, dengan adanya rokok ini, akhirnya sering kita temukan anak-anak yang merokok di belakang sekolah. Karena itu terjadi akibat adanya pembiaran oleh pemerintah,” tandasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini