SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sebanyak 64 kasus kekerasan seksual terjadi pada anak dan perempuan di Kota Serang selama tahun 2023. Korban sendiri mulai dari usia balita hingga usia sekolah menengah atas (SMA).

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Anthon Gunawan mengatakan, dari 64 kasus itu ada 5 orang laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual

“Kalau kekerasan yang di tangani itu kekerasan seksual yang di bawah umur, karena kalau yang di atas usia dewasa berbeda penangananya. Tapi kalau kekerasannya kita proses juga,” katanya, Kamis (4/1/2024).

Anthon mengungkapkan, kasus kekerasan seksual terbanyak terjadi di Kecamatan Serang dengan jumlah 15 kasus kekerasan dan Kecamatan Cipocok Jaya ada sebanyak 6 kasus. 

“Kalau daerah lainya rata-rata ada yang empat ada yang dua kasus, tapi yang paling dominan Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocokjaya,” ujarnya. 

Biasanya kalau bicara kasus kekerasan, lanjut Anthon, Kecamatan Kasemen paling banyak, tapi di tahun 2023 sekarang mulai menurun. 

“Kalau penyebabnya kita masih menduga-duga, karena kebiasaan dari orang-orang tersebut muncul melalui media sosial dan konten-konten dewasa,” ujarnya. 

Menurut Anthon, pelaku kekerasan seksual terjadi melalui orang-orang terdekat atau keluarga korban, seperti ayah kandung, paman hingga tetangga.

“Rata-rata 90 persen orang dekat dan kalau pun orang jauh diakibatkan oleh media sosial,” ucapnya.

Meski demikian, kata Anthon, jumlah kasus selama tahun 2023 yang ditangani oleh DP3AKB Kota Serang telah mengalami penurunan, jika dibandingkan tahun 2022 ada sekitar 67 kasus. 

“Jadi kalau melihat data akhir tahun 2023 ini, mungkin hanya beda tiga kasus doang,” jelasnya. 

Sementara untuk upaya pencegahan, pihaknya telah melibatkan masyarakat dan upaya sosialisasi melalui Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di tiap-tiap Kelurahan. Namun, lantaran masih mengalami kekurangan anggaran, pihaknya belum bisa memasifkan pencegahan langsung di masyarakat.

“Karena salah satu cara untuk mengurangi ini yaitu dengan kegiatan sosialisasi agar masyarakat juga tahu. Tapi kita tidak punya biaya operasional,” katanya.

Meskipun upaya pencegahan tanpa berbasis anggaran, akan tetapi pihaknya selalu mengadakan kegiatan sosialisasi di setiap sekolah-sekolah yang ada di Kota Serang. 

“Itu sudah kita laksanakan, karena korbannya sudah banyaknya anak-anak. Makanya kita menulusiri sekolah. Itu upaya-upaya yang sudah kita lakukan di luar daripada kerjasama yang sudah di lakukan,” tandasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini