SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Seorang remaja berusia 15 tahun berinisial E, warga Kecamatan Kasemen, Kota Serang menjadi korban pelecehan seksual atau perkosaan oleh tujuh lelaki yang baru dikenalnya melalui media sosial ‘Facebook’.
Atas kejadian tersebut, korban bersama keluarganya melaporkan ke Mapolres Serang, pada Jumat 1 Maret 2024.
Kejadian bermula pada bulan November 2023, korban E dijemput di rumahnya oleh pelaku bernama Ade (35) orang yang baru dikenalnya itu menuju Kampung Babadan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. Setelah sampai, kemudian korban diberikan minuman keras yang diduga dicampur dengan obat-obatan.
Setelah Korban merasa pusing, korban kemudian dibawa ke semak semak dan kemudian disetubuhi oleh pelaku Ade dan teman-temannya.
Ayah kandung korban, Sara (53) mengatakan, kejadian tragis yang menimpa putrinya tersebut sudah dilaporkan dirinya ke Polres kabupaten Serang.
“Bahkan dalang dari pemerkosaan ini yaitu ade sudah dibekuk polisi. Namun untuk basir, wawi dan pelaku lainnya masih dalam pengejaran petugas,” katanya, saat ditemui di kediamannya, Selasa (5/3/2024).
Menurut pengakuan anaknya, dikatakan Sara, setelah disetubuhi, pelaku Ade kemudian membawa anaknya tersebut ke rumah pelaku untuk diajak menginap di rumah pelaku.
“Pelaku Ade ini punya anak istri. Anak saya bahkan sampai dijual ke teman-temannya,” ujarnya.
Sara mengungkapkan, aksi bejad yang dilakukan oleh pelaku Ade dan teman-temannya kepada anaknya tersebut terjadi hingga tujuh hari berturut-turut.
“Setelah 7 hari itu terus anak saya dianterin pulang tapi ngga cerita apa-apa ke keluarga karena takut sampe diancem mau dibunuh katanya,” ucapnya.
“Setelah itu, pelaku ngajak keluar anak saya lagi, tapi karena trauma, takut, akhirnya cerita ke neneknya,” imbuhnya.
Sara menjelaskan, anak gadis nya tersebut selama ini tinggal bersama nenek nya di rumah, karena ibu kandungnya sudah bertahun-tahun bekerja di Arab Saudi sebagai TKW, sehingga dirinya tak bisa mengawasi keseharian anak tersebut lantaran sibuk bekerja.
“Keluarga kami sangat terpukul dengan peristiwa ini. Kami mendesak polisi agar segera menangkap para pelaku dan menghukum seberat-beratnya karena anak saya trauma sampe ngga mau sekolah lagi karena malu,” tandasnya. (Red)