SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Kantor pelayanan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang serta fasilitas umum yang berada di Kota Serang dinilai belum ramah untuk para penyandang Disabilitas.

Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Serang, Teguh mengatakan, sarana fasilitas publik di Kota Serang masih belum ramah bagi disabilitas, terutama tuna netra dan tuna daksa.

Dia menyebutkan ada dua ukuran kenyamanan atau kemudahan yang disediakan bagi difabel, yakni aksesibilitas dalam gedung dan di luar gedung.

“Nah kalau di dalam gedung, kita ambil contoh dari gedung-gedung pemerintah. Banyak gedung pemerintah yang tidak ramah disabilitas,” ujarnya, Rabu (30/10/2024).

Teguh mengatakan, beberapa kantor-kantor organisasi perangkat daerah (OPD) memang sudah difasilitasi ramp atau bidang miring yang digunakan sebagai pengganti tangga bagi pengguna kursi roda atau penyandang tuna daksa.

“Ramp yang kita temui di gedung pemerintah seakan-akan dibuat hanya sekedar dibuat saja,” ungkapnya.

Dia juga menuturkan, seharusnya Pemerintah Kota Serang dapat lebih memperhatikan dalam pembuatan atau pembangunan sarana difabel. Supaya sarana tersebut dapat digunakan sebaik mungkin dan dapat membantu kemandirian disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.

“Harusnya bidang miring tersebut dibangun dengan kemiringan yang tepat, landai. Jadi jangan sampai bidang miringnya tidak bisa dilewati oleh teman-teman pengguna kursi roda,” ujarnya.

“Yang saat ini kita temui bidangnya terlalu terjal. Artinya tidak aman apabila mereka (disabilitas) lewat situ, karena gak landai. Seharusnya landai,” tambahnya

Tidak berbeda dengan aksesibilitas di dalam ruangan, aksesibilitas di luar ruangan seperti guiding blok atau jalur pemandu bagi tunanetra yang bisa dipasang di trotoar. 

Saat ini ada beberapa trotoar di Kota Serang yang sudah memasang guiding block, akan tetapi, lagi-lagi kata dia, hanya sebatas menggugurkan kewajiban, karena tidak diperhatikannya dalam pemasangan alat pemandu tersebut.

“Jalan-jalan itu emang sekarang sudah mulai pada dipakai guiding block, tapi kita lihat juga guiding blocknya itu kadang-kadang terputus,” akunya.

Bahkan kata dia, tak jarang penyandang disabilitas, yang mana dalam hal ini tuna netra, kerap kali tersandung karena tidak tepatnya dalam melakukan pemasangan guiding block.

“Karena pernah terjadi juga teman-teman (tuna netra) itu kan begitu pas berjalan di guiding block, kepalanya terbentur dan ada terbentur marka jalan,” ujarnya.

Selain itu, Pemkot Serang masih belum bisa menertibkan para pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar. Pasalnya, kata dia, hal tersebut mengganggu pengguna trotoar. Terlebih penyandang disabilitas.

“Ya itu (pedagang) sama parkir di trotoar sangat mengganggu banget buat teman-teman penyandang, terutama tuna netra,” katanya.

Dengan begitu, Teguh berharap pemkot Serang dapat meninjau kembali sarana prasarana yang dapat mendukung aktivitas para penyandang disabilitas di Kota Serang. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini