SERANG, BANTENINTENS.CO.ID — Kesultanan Banten menggelar peringatan 500 tahun berdirinya Kesultanan, Jumat (11/4/2025), di Masjid Agung Banten, Kota Serang. Acara ini menjadi momen refleksi atas kejayaan Kesultanan sekaligus penguatan nilai-nilai budaya lokal di tengah arus modernisasi.
Dengan mengusung tema “Banten Bangkit Benahi Diri Menuju Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur (Indonesia Emas 2045),” kegiatan tersebut dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan dihadiri tokoh masyarakat, ulama, serta perwakilan pemerintah daerah.
Sultan Banten ke-18, Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja atau Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin, menyampaikan bahwa peringatan lima abad Kesultanan merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan sejarah.
“Peradaban Islam yang telah dibangun oleh Kesultanan Banten harus terus dilestarikan. Pemerintah juga perlu memberikan perhatian lebih, karena Kesultanan adalah bagian dari identitas budaya yang harus dijaga,” ujarnya.
Sultan juga menyatakan bahwa peringatan ini akan dijadikan agenda tahunan. Ia berharap pelestarian budaya Banten tidak hanya bersifat seremoni, tetapi juga diiringi dukungan konkret dari berbagai pihak.
Ketua Panitia Ma’mun Muzakki menambahkan bahwa peringatan ini menjadi ajang menguatkan kembali peran historis kawasan Banten. Ia juga menyinggung pentingnya keadilan dalam menyikapi polemik Proyek PIK 2.
“Masyarakat tidak boleh disakiti atau ditindas. Investasi boleh saja, tetapi jika merugikan masyarakat, maka keadilan harus ditegakkan,” katanya.
Menanggapi tudingan keberpihakan terhadap PIK 2, Ma’mun menegaskan tidak ada keterlibatan atau pendanaan dari pihak pengembang dalam kegiatan ini.
“Kami ingin memastikan bahwa kegiatan ini benar-benar untuk rakyat Banten, tanpa intervensi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu,” ujarnya.
Ma’mun juga menyebutkan bahwa telah ada komunikasi dengan tokoh nasional dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Ia berharap pemerintah pusat lebih hadir dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat Banten.
Menurutnya, Kesultanan Banten akan terus berada di barisan terdepan dalam membela hak masyarakat. “Investasi penting, tapi perampasan tanah dan persekusi tidak bisa dibiarkan. Kami akan berdiri untuk rakyat,” tandasnya.
Acara ini ditutup dengan doa bersama dan penampilan budaya khas Banten, menjadi simbol komitmen untuk menjaga warisan sejarah di tengah tantangan zaman. (Red)