SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Madani, mencatat semenjak dua bulan terakhir di sejumlah wilayah Kota Serang marak pencurian ‘water meter’ atau meteran air milik pelanggan Perumdam Tirta Madani.
Pencurian water meter itu terjadi di beberapa wilayah di Kota Serang, seperti di Taman Banten Lestari, Kroya 3, Cisantri, Banten Indah Permai 1, Kasunyatan 3, Kesatrian 1, Pondok Indah Kasemen, dan Komplek Griya Kartika Pesona 6.
Direktur Perumdam Tirta Madani, Arif Setiawan mengatakan, laporan terakhir pada Minggu malam kemarin sudah ada 26 unit water meter yang hilang, dan mengakibatkan kebocoran serta kerugian pelanggan Perumdam.
“Ada sekitar 26 enam warga yang kecurian. Awalnya 23, kemudian semalam ada lagi kasusnya tiga. Sudah terjadi sejak Maret sampai April,” katanya, Senin (14/4/2025).
Dia mengaku, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dan meminta bantuan aparat penegak hukum (APH) untuk menindaklanjuti kasus pencurian meteran air tersebut.
“Kami sudah mendelegasikan kepada Kabag Teknik agar melaporkan ke Kepolisian, baik meminta saran maupun kerja sama untuk pencegahan tersebut,” ujarnya.
Termasuk menginformasikan dan memberikan imbauan kepada pelanggan melalui grup WhatsApps sebagai upaya antisipasi. Kemudian, meminta warga untuk menggembok serta mematenkan meteran menggunakan semen.
“Kami informasikan kepada pelanggan supaya meterannya digembok dan disemen. Jadi, pelaku akan sulit membongkarnya,” tuturnya.
Selama ini, kata dia, pemasangan meteran air rumah tangga dipasang di luar rumah, dengan alasan memudahkan petugas Perumdam untuk mengecek pemakaian air warga.
“Kalau di dalam halaman atau rumah, kami kesulitan untuk melakukan pencatatan meteran air. Karena tidak semua warga selalu di rumah,” ucapnya.
Berdasarkan ketentuan, apabila meteran tersebut hilang dicuri menjadi tanggung jawab dan beban pelanggan. Berbeda jika meteran tersebut rusak, akan diganti oleh Perumdam Tirta Madani secara gratis, dengan catatan barang yang rusak dikembalikan.
“Makanya kasihan pelanggan harus ganti, dan harganya lumayan. Berkisar Rp300 sampai Rp400 ribu, belum lagi pemasangan dan alat lainnya kan harus satu paket, sekitar Rp500 ribu,” ujarnya.
Pihaknya juga belum mengetahui pasti apa motif para pencuri tersebut, namun kemungkinan ada yang menjual kembali ataupun dijual dengan cara dikilo.
“Makanya tim kami langsung melaporkan ke APH. Pelanggan pun akhirnya membayar kepada kami untuk dipasang lagi, tapi kasihan dibebankan biaya besar,” tandasnya. (Red)