
SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Warga Kampung Sukadana 1, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, mengaku sering sakit-sakitan setelah mendengar adanya informasi bahwa tempat tinggalnya akan dibongkar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang.
Salah seorang Warga Sukadana 1 yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, sejak ramaianya pemberitaan terkait adanya pembongkaran bangunan yang berada di bantaran Sungai Cibanten, ia dan suaminya sering sakit karena terlalu banyak pikiran.
“Gara-gara berita pembongkaran itu suami sakit-sakitan, saya juga sakit. Saya stres setiap hari nangis,” katanya, Rabu (21/5/2025).
Ia dan suaminya menolak dengan tegas adanya kompensasi yang diberikan Pemkot Serang kepada warga Sukadana yakni relokasi ke rumah susun sewa (Rusunawa) Margaluyu karena dinilai tidak layak.
“Rusun mah ngga mau, soalnya naik turun, ngga bisa jualan, disini juga banyak lansia. Disana mah sepi, disini aja yang banyak kampung ngga selalu rame jualannya, apalagi disana,” ujarnya.
Dirinya berharap masih ada kebijakan dari Pemkot Serang untuk dapat memberikan tempat yang layak untuk ia dan keluarganya tinggali ataupun ada uang ganti rugi untuk mengontrak sementara.
“Ngga apa-apa digusur, tapi dikasih tempat yang selayaknya, ngga bagus juga asal jangan ngontrak. Boro-boro buat bayar kontrakan, istilahnya buat makan juga susah,” keluhnya.
Saat ini, ia dan suaminya merasa bingung harus bagaimana dengan adanya rencana pembongkaran oleh Pemkot Serang karena saat ini anaknya masih kecil-kecil dan masih sedang sekolah.
“Anak masih kecil, masih pada sekolah, jualan kadang-kadang dapet kadang ngga, stres saya sama suami mikirinnya,” jelasnya
Ia mengaku sangat sedih sekali rumah yang sudah ditinggali selama belasan tahun bersama keluarganya harus dibongkar begitu saja lantaran disebut sebagai penyebab banjir yang terjadi selama ini di Kota Serang.
“Rumah ini bekas peninggalan orangtua, sedih kalau sampai dibongkar, pengennya mah jangan dibongkar. Masa pemerintah ngga kasian sama rakyat kecil,” tandasnya. (Red)