SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI mencatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten masih tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total penduduk miskin mencapai 791.620 jiwa yang tersebar di delapan kabupaten/kota.
Kabupaten Tangerang menjadi daerah dengan jumlah tertinggi, yakni 266 ribu jiwa, disusul Kota Tangerang 128 ribu jiwa, serta Kabupaten Pandeglang sekitar 113 ribu jiwa.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Agus Zainal Arifin mengatakan, tantangan ini tidak semata soal keterbatasan anggaran. Ia menilai program penanggulangan kemiskinan sebenarnya sudah mendapatkan dukungan besar baik dari pemerintah pusat, daerah, maupun berbagai lembaga. Tantangan utamanya justru terletak pada efektivitas dan efisiensi implementasi di lapangan.
“Kalau dari sisi program dan sumber daya, termasuk anggaran, itu sudah sangat banyak yang digelontorkan. Persoalannya sekarang adalah bagaimana menjalankan intervensi tersebut secara efektif dan efisien. Untuk itu, kita butuh dukungan para akademisi, peneliti, hingga mahasiswa agar bisa memberikan kontribusi nyata,” kata Agus, Kamis (25/9/2025).
Agus menggambarkan penanganan kemiskinan seperti proses merawat pasien dengan penyakit berat. Setiap sektor, mulai dari pertanian, UMKM, hingga kesehatan, berperan sebagai “dokter” dengan keahlian masing-masing.
“Misalnya dari sisi pertanian, bisa membantu lewat bibit dan pupuk. Dari sisi UMKM ada pendampingan modal dan usaha. Sementara dari kesehatan ada perlindungan lewat PBI JKN atau iuran BPJS. Kalau semua dokter ini bekerja sama, pasien bernama kemiskinan bisa segera sembuh,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor agar berbagai program yang ada tidak berjalan parsial. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dinilai strategis karena kampus memiliki kapasitas riset, pengabdian masyarakat, dan sumber daya manusia yang bisa mendukung pengentasan kemiskinan secara lebih terukur.
“Kampus bisa memainkan peran tinggi, baik dalam pemetaan masalah maupun memberikan solusi berbasis data dan penelitian. Kalau kerja sama ini terbangun, saya yakin pengentasan kemiskinan bisa lebih cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Banten,” ujar Agus. (Red)