SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi) Banten, menilai Konferensi Nasional Komunikasi Pembangunan berperan penting dalam upaya pengentasan kemiskinan yang ada di Provinsi Banten.
Hal itu diungkapkan Ketua Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi) Banten, Ail Muldi usai Konferensi Nasional Komunikasi Pembangunan yang digelar di Gedung Serbaguna FISIP, Kampus Sindangsari, Kota Serang, pada Kamis (25/9/2025).
Ketua Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi) Banten, Ail Muldi, menyebut konferensi tersebut menjadi ruang strategis untuk mengumpulkan para pemikir, peneliti, dan intelektual di bidang komunikasi pembangunan.
“Gong dari agenda ini adalah mengumpulkan semua para pemikir, para peneliti, para intelektual di bidang kajian komunikasi pembangunan untuk kita membuat formulasi tentang agenda-agenda yang bisa dilakukan melalui program-program masing-masing, baik dari aspek pendidikan, penelitian, maupun pemerintahan masyarakat, sehingga berkontribusi kepada potensi kemiskinan,” katanya, Kamis (25/9/2024).
Ail menyinggung data kemiskinan di Banten yang masih cukup tinggi.
“Kemiskinan di Provinsi Banten kan umumnya 684 ribu, artinya di atas nasional 695 ribu. Kita apresiasi itu. Tapi kita melihat ada jumlahnya juga cukup banyak, 5,9 persen, 772 ribu kalau saya tidak salah. Itu sangat tinggi sekali,” tegasnya.
Menurutnya, kemiskinan memiliki banyak aspek, termasuk pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur. Di sinilah komunikasi pembangunan berperan penting, karena mampu mendorong masyarakat untuk mengadopsi inovasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan.
“Komunikasi pembangunan itu fokusnya cuma tiga. Satu, seseorang menyampaikan pesan, oleh peneliti atau akademisi, kepada orang lain yaitu masyarakat. Isi pesannya adalah inovasi-inovasi. Dengan inovasi itu, mereka mencoba mengadopsi, dan gara-gara mengadopsi itu, mereka mengalami tumbuh kembang, peningkatan pendapatan. Jadi berdampak pada peningkatan kesejahteraan,” jelasnya.
Selain paparan dari para narasumber, konferensi ini juga menjadi momentum bagi Untirta untuk mempertegas perannya sebagai pusat diskursus akademik yang berpihak pada rakyat.
Tema pengentasan kemiskinan melalui komunikasi pembangunan dipilih bukan tanpa alasan, melainkan sebagai refleksi dari kondisi sosial-ekonomi yang masih membutuhkan perhatian serius.
Dengan menghadirkan para tokoh dari kementerian, pemerintah daerah, hingga organisasi masyarakat sipil, Untirta diharapkan mampu menjadi simpul kolaborasi lintas sektor.
“Hasil konferensi ini nantinya akan dirumuskan dalam bentuk rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan baik di tingkat lokal maupun nasional,” tandasnya. (Red)