Oleh: Roy Martin
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang
Pembangunan modern pada dasarnya tidak hanya diukur dari megahnya infrastruktur atau kemajuan teknologi, tetapi dari seberapa kuat komunitas lokal mampu menjadi penopang keberlanjutan sosial, ekonomi, dan budaya. Kampung yang sering dianggap sebagai wilayah tradisional sesungguhnya menyimpan potensi besar sebagai pusat ketahanan masyarakat.
Ketika kampung diperkuat melalui revitalisasi berbasis komunitas, pembangunan menjadi lebih hidup, lebih relevan, dan lebih dekat dengan kebutuhan nyata warga.
Di Provinsi Banten, salah satu contoh yang mencerminkan pentingnya revitalisasi komunitas adalah Kampung Baduy di Kabupaten Lebak. Komunitas Baduy dikenal memiliki struktur sosial yang kuat, pola hidup berkelanjutan, serta budaya gotong royong yang melekat dalam setiap aspek kehidupan.
Tanpa banyak intervensi modern, masyarakat Baduy telah menunjukkan bagaimana nilai lokal mampu menjaga harmoni lingkungan dan membentuk pola hidup yang stabil. Penguatan kawasan penyangga di sekitar Baduy melalui pemberdayaan ekonomi lokal, pengembangan kerajinan tradisional, serta pengelolaan wisata berbasis komunitas menjadi bukti bahwa kampung dapat menjadi motor pembangunan yang tetap menjaga identitasnya.
Revitalisasi kampung tidak hanya berkutat pada perbaikan fisik, seperti penataan jalan atau perbaikan fasilitas umum. Esensinya berada pada penguatan jejaring sosial, nilai budaya, dan kepemimpinan lokal. Ketika masyarakat diberi ruang untuk menentukan arah pembangunan, lahirlah berbagai inovasi sosial yang sesuai konteks lokal.
Di banyak kampung di Banten, termasuk di Serang, Pandeglang, dan Tangerang, inisiatif warga berupa usaha mikro, pertanian terpadu, pengelolaan sampah secara swadaya, hingga pengembangan wisata kampung kreatif telah membuktikan bahwa kreativitas warga justru menjadi kunci keberlanjutan.
Keberhasilan pembangunan berbasis komunitas terletak pada kemampuannya menciptakan rasa memiliki. Warga terdorong untuk terlibat aktif karena melihat bahwa suara mereka dihargai dan hasil pembangunan membawa manfaat langsung.
Di sinilah lahir kepercayaan publik, pengawasan sosial, dan kolaborasi yang setara antara pemerintah dan masyarakat. Kampung yang berdaya tidak hanya kuat menjaga identitasnya, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan akar budaya.
Masa depan pembangunan modern akan semakin kokoh jika dimulai dari penguatan kampung. Dengan menjadikan revitalisasi komunitas sebagai fondasi, pembangunan tidak hanya akan melahirkan wilayah yang maju secara fisik, tetapi juga tangguh secara sosial.
Banten telah memberikan contoh melalui kampung-kampung yang hidup dari nilai-nilai lokalnya. Ketika komunitas diberdayakan, kampung bukan lagi dipandang sebagai ruang tradisional yang tertinggal, melainkan sebagai pusat harapan dan tempat lahirnya masa depan yang lebih berkelanjutan.









