SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Serang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang, saat ini sudah membentuk sebanyak 31 Kelurahan Tangguh Bencana yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Serang.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Serang, Diat Hermawan mengatakan, pembentukan Kelurahan tangguh bencana ini maksud dan tujuannya adalah untuk penguatan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Sesuai amanat pak Pj Walikota, masyarakat agar diperkuat dalam sisi kebencanaan seperti itu poin utamanya,” katanya, Kamis (7/3/2024).
Diat menjelaskan, di tahun 2024 ini BPBD Kota Serang telah membentuk tiga Kelurahan tangguh bencana yakni yang pertama Kelurahan Cipare, kedua Kelurahan Lontar Baru dan Kelurahan Unyur.
“Mudah-mudahan bisa semua Kelurahan di Kota Serang terbentuk, sampai dengan Unyur ini baru 31 Kelurahan yang sudah dibentuk. Jadi kurang lebih 36 Kelurahan lagi yang belum, mudah-mudahan ya simultan aja berdasarkan anggaran,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, 31 kelurahan yang sudah dibentuk saat ini menjadi kelurahan tangguh bencana itu dilihat dan dipilih dari prioritas kebencanaan di wilayah tersebut.
“Tahun 2019 itu kita konsentrasi di kelurahan-kelurahan di Kasemen itu sudah habis sudah terbentuk semua, terus ke Serang, Taktakan, Cipocok, jadi berdasarkan kebencanaan,” ucapnya.
Diat menuturkan, dari 3 kelurahan yang saat ini telah dibentuk menjadi kelurahan tangguh bencana yakni Cipare, Lontar Baru dan Unyur, menurutnya yang paling tinggi potensi bencana yakni tiga Kelurahan itu semua sama.
“Cipare itu kan ada banjir, angin puting beliung yang menyebabkan pohon tumbang rumah roboh, longsor juga, yang kedua lontar baru itu Widya asri gedong Kaloran itu kan sempat terendam banjir, unyur itu sama banjir pohon tumbang angin puting beliung bahkan kemarin di pemindangan itu ada pohon tumbang nimpa rumah, jadi ya semua berat,” jelasnya.
Berdasarkan instruksi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dikatakan Diat, bahwa bencana itu adalah milik bersama, yakni mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha atau swasta, media dan akademisi gitu.
“Nah masyarakat yang ada di dalamnya itu kita latih, kita bentuk wadah untuk kesiapsiagaan terhadap bencana, minimal di lingkungan dianya sendiri,” katanya.
“Latihannya biasa, pelatihan-pelatihan dasar potensi-potensi bencana yang memang menjadi topik di daerah itu, kalau daerah itu banjir ya kita latih kesiapsiagaan banjir,” imbuhnya. (Red)