SERANG, BI – Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Serang pada triwulan satu tahun 2020, mengalami penurunan atau minus -1,69 persen dibanding Q to Q dengan triwulan empat tahun 2019 sebesar 2,32 persen. Hal tersebut dilihat dari besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atas dasar harga berlaku triwulan I 2020 atas dasar harga konstan 2010.
Sektor PDRB tersebut diantaranya lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan untuk triwulan satu tahun 2020 mencapai angka 0,53 persen, pertambangan dan penggalian -0,32 persen, Industri pengolahan -2,39 persen. Kemudian pengadaan listrik, gas -6,85 persen, pengadaan air 2,47 persen, Konstruksi -5, 56 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor -1,50 persen.
Kemudian pada usaha transportasi dan perdagangan 0,24 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum -0,01 persen, informasi dan komunikasi 0, 48 persen, jasa keuangan dan asuransi -0,57 persen. Kemudian real estate -0,26 persen, jasa perusahaan 0,33 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar -2,37 persen, jasa pendidikan, 1,23 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,10 persen.
Kepala BPS Kota Serang, Dadang Adhiyat mengatakan, hasil itu adalah hasil dari triwulan satu tahun 2020 dari Januari, Februari, Maret sementara untuk triwulan dua masih proses penghitungan.
“Secara fenomena pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar mengalami penurunan dan kenaikan angka kemiskinan di Kota Serang. Pandemik Covid-19 ini kan dimulai dari Maret, jadi sejak Maret sudah kelihatan ada penurunan,” katanya, Senin (20/7/2020).
Yang jelas dikatakan Dadang, laju pertumbuhan ekonomi itu di kota Serang ada penurunan antara triwulan empat tahun 2019 dengan triwulan satu tahun 2020 sebesar 1,69 Persen.
“Kalau minus berarti dari sisi nilai tambah bruto yang terjadi aktivitas ekonomi secara umum terjadi penurunan. Terjadi karena PDRB atas harga konstan,” katanya.
Hal itu salah satunya dipengaruhi adanya Pandemik Covid-19 dan akan efeknya luas atau L multi efek seperti efek ke pengangguran karena banyak industri tutup dan juga kemiskinan bertambah.
“Kemungkinan kemiskinan bertambah, kemarin rilis di bukan Maret sudah kelihatan ada penambahan, lihat fenomena saja, kemungkinan kemiskinan meningkat, tapi saya belum ada datanya” katanya.
Artinya memang angka kemiskinan di Kota Serang ini bisa jadi bertambah setelah terjadinya pandemi Covid-19 ini, karena melihat sekarang ini banyak sekali orang yang menganggur karena terjadi pemecatan di perusahaan.
“Ditambah sekarang ini banyak sekali masyarakat yang berhenti membuka usahanya,” tegas Dadang.
Dikatakan Dadang, kalau pertumbuhan ekonomi itu bagus tentunya ada peningkatan dari tahun sebelumnya dan setiap tahun grafiknya naik terus.
“Dan sekarang ini kalau misalkan hasilnya negatif berarti ini menujukan penurunan aktifitas ekonomi dibandingkan dengan sebelumnya,” ujarnya.
Dirinya juga memperkirakan untuk laku pertumbuhan ekonomi di triwulan dua masih minus dan hal itu akan berpengaruh terhadap APBD Kota Serang.
“Pengaruhnya, sudah jelas, efek langsung pasti ke APBD juga ada pengaruh misalkan prediksi pendapatan pajak pasti berkurang, target-target pasti banyak yang berkurang,” tutupnya. (Kie/Red)