SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) menganggarkan Rp25 miliar pada 2026 untuk perbaikan sekaligus pembenahan saluran air di Jalan Samaun Bakri sebagai upaya pengendalian banjir dan genangan di wilayah tersebut. 

Kepala DPUPR Kota Serang, Iwan Sunardi mengatakan, pembenahan itu meliputi perbaikan drainase atau saluran air, termasuk pedestrian, pelebaran saluran, hingga penataannya. Baik sisi kanan maupun kiri saluran air dengan masing-masing panjang sekitar 1,7 kilometer.

“Kami sudah mempunyai perencanaan, seperti yang disampaikan Pak Wali sebesar Rp25 miliar, khusus untuk Jalan Samaun Bakri. Mulai mulai dari ujung Polsek Serang hingga Pasar Rau akan dilakukan perbaikan saluran dengan panjang sekitar 3,4 kilometer,” katanya, Kamis (1/5/2025).

Dia juga memastikan tidak ada lagi genangan maupun banjir terjadi di wilayah tersebut yang selama ini menjadi salah satu lokasi langganan banjir setiap kali hujan turun, bahkan dengan intensitas sedang hingga ringan. 

“Yang pasti tidak akan ada lagi genangan nantinya. Karena dimensi salurannya akan kami perlebar,” ujarnya.

Namun, disisi lain, pihaknya juga mengkhawatirkan ketika pekerjaan tersebut selesai dan kondisi sudah lebih baik dari sebelumnya, kesadaran masyarakat membuang sampah sembarangan dapat memunculkan persoalan genangan terjadi lagi. Termasuk mendirikan bangunan di sepanjang saluran dan di atas pedestrian yang mengakibatkan penyempitan.

“Cuma satu persoalannya, setelah bagus dan baik, outputnya dikhawatirkan ada penyempitan saluran. Tentu ini harus kami tindaklanjuti, yang tadinya lebar 2 meter nanti menjadi 1,5 meter. Makanya, akan ada pembongkaran, kami tertibkan semua, sehingga saluran air ini bisa optimal,” tuturnya.

Kemudian, kesadaran masyarakat dalam membuang sampah juga dinilai lebih berdampak terhadap pengendalian banjir. Maka, pihaknya mengajak masyarakat untuk membantu Pemkot Serang dalam membenahi kota yang bersih, dan tidak lagi membuang sampah di sungai maupun saluran. 

“Tentunya ini bisa menyelamatkan masyarakat Kota Serang agar tidak terdampak banjir lagi. Karena yang kami temukan di lapangan, letika masyarakat tidak membuang sampah (Sembarangan), itu tidak ada genangan. Tapi ketika ada genangan, itu ditemukan sampah,” ucapnya.

Hal itu juga yang membuat pendataan titik banjir dan genangan di Kota Serang jumlahnya selalu berubah-ubah, artinya sampah menjadi faktor utama banjir di Kota Serang. 

“Untuk titik (Banjir) ini yang menarik, karena fluktuatif. Kadang di angka 9, kadang 11, dan itu persoalannya karena sampah,” ujarnya.

Pihaknya juga saat ini sedang menunggu laporan dari Lurah dan Camat mengenai penertiban bangunan yang berada di atas saluran, dan meminta perangkat kecamatan serta kelurahan melakukan pendekatan persuasif. 

“Kami sudah rapat koordinasi dengan Lurah dan Camat, kami ingin ada pendekatan persuasif terkait bangunan yang ada di atas saluran. Jangan sampai ada gejolak di masyarakat,” tandasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini