SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Lintas Mahasiswa Demokratis (LMD) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota Kota Serang, Kamis (12/6/2025).
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap 100 hari kerja Walikota dan Wakil Walikota Serang Budi Rustandi dan Nur Agis Aulia. Massa membawa 11 tuntutan yang dianggap mewakili keresahan masyarakat, mulai dari isu penggusuran, pendidikan, hingga digitalisasi layanan publik.
Koordinator Lapangan aksi, Erlan Priadi mengatakan, bahwa penggusuran yang terjadi belakangan ini, termasuk proyek revitalisasi Stadion Maulana Yusuf, dinilai merugikan warga.
“Banyak revitalisasi yang tidak menyentuh target masyarakat secara langsung, justru menimbulkan ketimpangan. Pemerintah seolah lupa bahwa pembangunan harus berpihak kepada rakyat kecil,” ujar Erlan.
Mahasiswa juga menyoroti buruknya fasilitas pendidikan di Kota Serang. Menurut Erlan, beberapa sekolah negeri bahkan masih kekurangan bangku dan ruang kelas yang layak.
“Ada siswa yang belajar sambil duduk di lantai. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi bentuk nyata ketidakadilan dalam pelayanan publik,” katanya.
Selain itu, dikatakan dia, tuntutan lain yang disuarakan termasuk penyediaan bank sampah yang layak, ruang publik untuk pemuda, perlindungan terhadap perempuan dan anak, hingga penyediaan lapangan kerja. Erlan menyebut program-program unggulan Pemkot seperti “Serang Bersih” dan “Serang Digital” belum menunjukkan hasil nyata.
“Empat program unggulan wali kota hanya sebatas gimik populis. Tidak ada satu pun yang menyentuh masyarakat secara komprehensif,” tegasnya.
Aksi mahasiswa ini menjadi peringatan awal bagi kepemimpinan Budi Agis. Erlan menekankan bahwa mahasiswa akan terus mengawal kebijakan pemerintah.
“Kami tidak anti terhadap pemerintah. Tapi kami menuntut transparansi, keadilan, dan kerja nyata. Jika janji kampanye hanya menjadi jargon, kami akan terus bersuara,” tandasnya. (Red)