PANDEGLANG, BANTENINTENS.CO.ID – Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani mendorong peningkatan budaya literasi di wilayahnya. Ia meminta satuan pendidikan serta masyarakat membiasakan diri untuk membaca buku setiap hari.
Sebagai langkah konkret, Raden Dewi Setiani akan menerbitkan surat edaran (SE) yang mewajibkan siswa membaca buku selama 10 menit sebelum kegiatan belajar dimulai.
“Kita akan membuat surat edaran kepada sekolah-sekolah. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa harus membaca buku selama 10 menit,” kata Raden Dewi Setiani usai menghadiri Festival Kebudayaan Gemar Membaca di Perpustakaan Pandeglang, Selasa 17 Juni 2025.
Menurutnya, gerakan ini bertujuan meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kabupaten Pandeglang yang dinilai masih rendah. Selain itu, Dewi juga menginstruksikan setiap sekolah membentuk duta membaca sebagai motor penggerak literasi di kalangan pelajar.
“Harus ada duta membaca di setiap sekolah. Anak-anak ditunjuk menjadi duta, jadi gerakan membaca ini benar-benar dari anak, oleh anak, dan untuk anak,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Pemkab Pandeglang terus mendorong penguatan budaya literasi di tengah masyarakat. Salah satu upayanya adalah menghadirkan layanan perpustakaan keliling (Pusling) di sejumlah kegiatan publik seperti car free day (CFD).
“Ke depan, kita akan lebih memasifkan budaya literasi. Di kegiatan CFD, misalnya, akan kita hadirkan perpustakaan keliling agar masyarakat bisa lebih dekat dengan buku,” jelasnya.
Tak hanya itu, seiring perkembangan teknologi, Pemkab Pandeglang juga akan menyediakan layanan e-book agar masyarakat bisa membaca di mana saja dan kapan saja.
“Di era digital ini, kita siapkan e-book yang bisa diakses masyarakat. Jadi, ibu-ibu bisa membaca sambil masak atau beberes rumah, bahkan bisa sambil mendengarkan buku melalui fitur audio,” jelasnya.
Menyikapi tantangan teknologi Dewi juga menyoroti hal itu, terutama terkait banjir informasi yang kerap disusupi hoaks dan ujaran kebencian.
“Tantangannya adalah bagaimana kita menyikapi informasi yang beredar, termasuk situs yang tidak layak. Maka dari itu, akhlak yang baik harus dibentuk sejak dari rumah dan sekolah,” tandasnya. (Red)








