SERANG, BI – Hari pertama uji coba sekolah tatap muka di Kota Serang, Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin, meninjau kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Dasar (SD) Negeri Curug dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 11 Kota Serang, Selasa (18/8/2020).
Subadri mengatakan, sidak ini merupakan bentuk kesiapan Pemkot Serang dalam menerapkan serta memastikan protokol kesehatan di setiap sekolah yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada masa New Normal.
“Alhamdulillah semuanya lancar. Dari hasil tadi saya tanya kepada para guru dan murid, mayoritas semuanya diberikan izin oleh para orangtua nya,” katanya, usai sidak di SMPN 11 Kota Serang.
Dijelaskan Subadri, sejauh ini belum ada penolakan dari orangtua atau wali murid. Menurutnya, 92 persen orang tua siswa SMPN 11 Kota Serang memberikan pernyataan tidak keberatan anak-anaknya mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah bersamaan masa pandemi Covid-19.
“SDN Curug dan SMPN 11 Kota Serang, telah menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan baik, mulai dari cek suhu, cuci tangan dan lainnya. Diwajibkan juga memakai masker, dan tadi mungkin kita juga sudah lihat penerapan sosial Distansingnya telah berjalan,” katanya.
Terkait masih banyak guru yang belum melakukan rapid test, Subadri akan mengambil langkah tegas, bahkan dirinya pun siap untuk memfasilitasi para guru.
“Memang kan masih bertahap, tapi kalau memang ada guru yang tidak melakukan rapid test biar nanti saya yang melakukan rapid test,” katanya.
Menurutnya, dalam pemberlakuan sekolah tatap muka tersebut sejumlah pihak pun turut andil dan harus melakukan pengawasan.
“Maka, kami juga menekankan kepada pengawas, guru dan dinasnya agar melakukan pengawasan kepada siswa dan seluruh yang terlibat. Karena berdasarkan Inpres nomor 06 2020, itu semua ikut terlibat,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Nursalim menyebutkan, dari total keseluruhan guru tingkat SD dan SMP negeri di Kota Serang sekitar 7.000 orang, baru ratusan yang melakukan rapid test. Sebab, pada Jumat 15 Agustus kemarin baru 94 orang guru yang melakukan rapid test dan sisanya baru hari ini.
“Memang kan awalnya satu hari kuotanya sebanyak 200 orang guru yang dirapid test, namun sesuai dengan kesanggupan dari Dinkes juga. Kalau sanggup semuanya, tentu kami senang,” katanya.
Meski demikian, ia menjelaskan, angka tersebut belum digabungkan dengan guru yang melakukan rapid test secara mandiri.
“Kalau hari ini kan ada sekitar 200 guru yang sedang melakukan rapid test, dan kami juga belum mendapat laporannya, karena banyak guru yang melakukan rapid test secara pribadi,” ujarnya. (Red)