SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Kerap terjadi kecelakaan antara sesama pengendara, Warga Lingkungan Khozin, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, memasang spanduk rambu-rambu dilarang masuk dan rawan kecelakaan di Jembatan Baru Bhayangkara.
Dikatakan Warga Lingkungan Khozin, Agus, bahwa sejak jembatan itu difungsikan kerap terjadi kecelakaan antar sesama kendaraan. Untuk itu, masyarakat setempat memasang rambu-rambu sebagai bentuk kepedulian terhadap pengendara.
“Kami pasang rambu-rambu di depan pas masuk jembatan dari arah Jalan Khozin, karena hampir tiap hari selalu saja terjadi kecelakaan,” ujarnya, Minggu (18/10/2020).
Pantauan di lokasi, tak sedikit pengendara sepeda motor dari arah Jalan Khozin masih ngeyel masuk menggunakan akses jembatan baru. Padahal sudah jelas terdapat spanduk rambu-rambu dilarang masuk, dan tertera pula kalimat imbauan hanya untuk satu jalur kendaraan serta hati-hati rawan kecelakaan.
“Kalau warga sini sih yang penting sudah berusaha mengingatkan agar tidak lewat jembatan, karena memang jalan itu rawan. Tujuannya untuk keselamatan bersama,” katanya.
Ia berharap instansi terkait untuk segera memasang rambu-rambu di tikungan Jalan Khozin menuju Jembatan baru Bhayangkara. Selain, menyiagakan petugas untuk mengatur lalu lintas di jembatan tersebut.
“Harapannya secepatnya ditinjau ulang oleh dishub, karena jalurnya membahayakan. Mudah-mudahan bisa langsung dipasang rambu-rambu, dan petugas dishub menyosialisasikan untuk satu jalur. Supaya pengendara tau kalau jembatan ini hanya untuk satu jalur dari arah Cipocok,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pembangunan jembatan baru Bhayangkara itu bukan 100 persen atas dasar keinginan masyarakat, melainkan program percepatan pembangunan Walikota Serang Syafrudin dan Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin.
Sebab, berdasarkan perencanaan jembatan baru Bhayangkara itu harusnya dibangun lurus, bukan belok. Namun mungkin karena keterbatasan anggaran, akhirnya lokasi pembangunannya agak belok ke kanan.
“Kalau memang itu berdasarkan permohonan masyarakat, berarti masyarakat mengajukan melalui proposal kepada pemerintah,” jelasnya.
Di tempat berbeda, Warga Lingkungan Khozin lainnya, Trubus, membenarkan bahwa di tikungan Jembatan Baru Bhayangkara sering terjadi kecelakaan. Karena itu, ia mengusulkan lebih baik jembatan itu tidak difungsikan, sebab rawan terjadi kecelakaan
“Kalau menurut saya mah mending ditutup aja. Seumpamanya dibuka, terus dipasang rambu-rambu juga percuma, kalau pas gak ada petugasnya mah banyak yang motong lewat jembatan. Jadi mending ditutup aja,” kata Trubus.
Menurutnya, jika jembatan baru Bhayangkara itu difungsikan lagi, tak hanya rambu-rambu dan petugas yang harus disiagakan, tetapi juga kabel listrik yang membentang di atas jembatan pun harus atur agar kendaraan berpostur tinggi tidak menyangkut kabel.
“Ceritanya waktu itu ada truk masuk lewat jembatan. Terus nyangkut kabel. Kabelnya jatuh ke sungai. Terus ikan-ikannya pada loncat kesterum, untung gak ada orang di dalam sungainya. Kalau ada orang bisa mati,” ungkapnya. (Red)