SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Tumpukan sampah liar yang berserakan di ruas Jalan Takari, tepatnya di Lingkungan Cigabus, Kelurahan Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, dikeluhkan warga karena menggangu kenyamanan dan menimbulkan bau tak sedap. Padahal ruas jalan itu merupakan akses menuju ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong.
Dikatakan salah seorang warga Kecamatan Taktakan, Bahri, dirinya mengetahui adanya sampah di jalan tersebut sekitar pukul 12.34 WIB ketika sedang menuju arah Alun-alun Kota Serang. Menurutnya, sampah itu memberikan pemandangan yang kumuh bagi lingkungan sekitar maupun pengendara yang melintas.
“Iya gak pantaslah, apalagi ini kan akses menuju ke kantor kecamatan deket. Terus ini jalan menuju ke TPSA Cilowong, masa banyak sampah liar,” ujarnya, Minggu (27/12/2020).
Ia mengungkapkan, sampah organik maupun non organik yang dibungkus plastik ukuran besar itu kemungkinan dilakukan oleh oknum warga yang tak bertanggung jawab.
“Kalau untuk masyarakat yang membuang sampah saya belum tahu tapi kemungkinan oknum warga, bisa jadi warga sekitar atau mungkin orang jauh, sekalian lewat,” katanya.
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah dalam hal ini kecamatan maupun kelurahan serta OPD terkait untuk mampu mengevaluasi persoalan tersebut. Terlebih Kecamatan Taktakan baru saja meraih juara umum Lomba Kampung Resik Lan Aman Tingkat Kota Serang tahun 2020.
“Lebih serius lagi dan menyediakan tempat pembuangan sementara dan sosialisasi tentang lingkungan sehat lebih ditingkatkan lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Lurah Taktakan Erlinawati mengatakan, tumpukan sampah liar tersebut berasal dari oknum warga luar wilayahnya. Sebab, sampah liar itu dibuang pada malam hari atau pagi.
“Bukan warga saya, yang buang itu pakai sepeda motor dan mobil. Tengah malam atau pagi-pagi sekali buang sampahnya, karena mau ke pasar atau kemana sekalian,” katanya.
Sebab, menurut Erlinawati, untuk warganya membuang sampah sudah sesuai pada tempatnya. Yakni dihimpun di masing-masing rumahnya yang sudah terbungkus kantong plastik.
“Nanti tiap Senin dan Kamis, sampahnya diambil oleh petugas pakai mobil losbak. Lalu warga kami iuran perbulan Rp 15 ribu per rumah,” terangnya.
Agar tidak terjadi kembali, pihaknya pun memasang spanduk imbauan di dua lokasi yakni di Ruas Jalan Takari Lingkungan Cigabus, dan Kepandean Got. Namun rupanya upaya tersebut masih diabaikan oleh sejumlah oknum masyarakat pembuang sampah.
“Tadi malam sekitar jam delapan saya lewat masih bersih. Pulang jam sebelas malam sampah ada lagi, dan paginya makin banyak,” tandasnya. (Red)