SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Akibat harga kedelai naik, Pengusaha tahu tempe di Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, mengeluh dan sempat mogok produksi selama tiga hari.
Dikatakan Pengusaha Tahu, Nasrullah, bahwa setiap hari pembuatan tahu di pabriknya membutuhkan 2 Kuintal atau 200 Kilogram kedelai. Dari 2 kuintal itu menurutnya bisa menghasilkan tahu banyak jika ukuran tahunya kecil dan bisa sedikit jika ukuran tahu yang dibuat besar, sesuai dengan ukuran.
“Kalau saya 2 kuintal, 200 kilogram kedelai, jadinya tergantung tahu, macem-macem ga semua hasilnya segitu sesuai ukuran tahu kalau besar jadinya dikit,” katanya, Rabu (6/1/2020).
Nasrullah mengaku sempat mogok produksi selama 3 hari. Bahkan bukan hanya dia, menurutnya seluruh pengusaha tahu di Indonesia ikut mogok kerja. Hal itu disebabkan karena harga kedelai yang tinggi.
“Lakunya mah sama aja yang kecil yang besar juga, normal saja. Sempat mogok kerja 3 hari, mungkin se-Indonesia, karena harga kedelai ga masuk harga pasaran tahunya, makanya mogok kerja jadi kita serentak,” ujarnya.
Ia berharap, harga kedelai segera stabil, bahkan bisa lebih murah, agar tidak memberatkan para home industri khususnya di bidang tahu.
“Kalau saya mah sama yang penting ada barangnya, usahanya laku di pasaran, ya dijalanin saja. Kalau minta mah pengennya murah semuanya,” ucapnya.
Nasrullah sendiri menjual hasil pembuatan tahu tersebut ke wilayah pasar Cilegon dan Merak. Harga kedelai jika stabil di harga Rp 7.000 sampai Rp8.000. Jika lebih dari harga tersebut, Nasrullah merasa keberatan.
“Ini harga sudah disesuaikan dengan harga kacang. Bisa-bisa tutup. Kalau bisa mah stabil lah harga kedelai diangka Rp 7.000-Rp 8.000. Kalau pasokan kedelai dimana-mana ada banyak, cuma harganya yang bikin kita rugi usaha,” terangnya.
Selain itu, dikatakan Nasrullah, pandemi covid-19 juga bepengaruh terhadap penjualan tahu di pasaran. Sebab banyak orang yang enggan pergi ke pasar, karena adanya larangan berkerumun.
“Dari pemasaran ada pengaruh pandemi, di pasar juga kebanyakan berkurang tidak boleh berkerumunkan. Orang yang belanja sekian jadi menurun, warung juga pelanggan kita sepi,” tandasnya. (Red)