TANGSEL – Salah satu siswa sekolah Sinarmas World Academy (SWA), Vijjasena Sugiono, menginisiasi gerakan TEENCOV19 untuk mewadahi para murid yang ingin berpartisipasi melawan Covid-19 dengan membuat alat pelindung diri (APD) berbentuk faceshield yang akan dibagikan ke klinik dan rumah sakit di Jabodetabek.
Vijjasena yang akrab disapa Sena mengatakan, TEENCOV19 saat ini memiliki anggota lebih dari 15 murid dari berbagai sekolah. Di antaranya yakni SWA, JNY, SMAN 2, Stella Maris dan Quiver Center Academy, serta mampu memproduksi lebih dari 600 faceshield per minggunya.
“Kami pastikan setiap faceshield ini dibuat sesuai standar yang perlu diperhatikan agar aman untuk digunakan para tenaga medis. Desain faceshield ini mengacu kepada anjuran Alkes DKI dan sudah disetujui desainnya oleh Rumah Sakit,” jelas Sena, Selasa (28/4).
Menurutnya, para anggota TEENCOV19 ini merupakan siswa-siswi pilihan yang direkomendasikan oleh para guru dan kepala sekolah. Sebab menurutnya, pembuatan faceshield memerlukan komitmen dan tanggung jawab lebih.
“Faceshield ini akan digunakan oleh tim medis yang berhadapan langsung dengan Covid-19,” kata Sena.
Hingga saat ini, TEENCOV19 sudah berhasil membagikan lebih dari 1.100 faceshield ke 15 instansi berbeda di wilayah Jakarta, di antaranya termasuk RS Zaharia, RSUD Kramat Jati dan Kantor Walikota Jakarta Barat. Sena sendiri tidak menyangka bahwa antusiasme teman-temannya begitu besar.
“Awalnya, saya pikir hanya teman dekat yang akan merespon. Di luar ekspektasi, tanggapan dari siswa lain sangat luar biasa. Mereka bahkan langsung ikut membantu produksi, promosi dan penggalangan dana,” ucapnya.
“Semua ini dilakukan dengan semangat di tengah kesibukan beradaptasi pembelajaran online. Saya sangat bersyukur memiliki lingkungan yang luar biasa, yang penuh inisiatif dan empati,” lanjut Sena.
Sena menjelaskan, untuk membuat satu faceshield dibutuhkan biaya sebesar Rp5.000. Awalnya, seluruh biaya pembuatan ditanggung oleh murid sendiri. Namun dengan bertambahnya kapasitas produksi, maka biaya pun bertambah.
Untuk itu, TEENCOV19 mulai melakukan penggalangan dana melalui kitabisa.com. Pihak sekolah dan orangtua pun mendukung penuh kegiatan ini, dengan membantu mempromosikan TEENCOV19 seluas mungkin.
Sena mengaku, meskipun Covid-19 membawa banyak duka, namun di saat yang bersamaan, situasi ini membangkitkan rasa kebersamaan sebagai warga negara Indonesia, bahkan warga negara dunia.
Rasa kebersamaan ini mendorong masing-masing pihak untuk peduli dan memberikan bantuan yang mampu dilakukan dalam limitasi peran di masyarakat.
“Momen mengharukan adalah ketika melihat faceshield kami sampai dan dipakai oleh para tenaga medis. Suatu kebanggaan untuk bisa melihat hasil kerja kami yang belum seberapa ini, membantu melindungi mereka yang berjuang melawan Covid-19 di garis depan. Kita bersatu, dan saling menjaga satu sama lain melewati masa pandemi Covid-19 ini,” tuturnya.
General Manager SWA, Deddy Djaja Ria, mengatakan bahwa inisiatif yang dilakukan oleh para muridnya merupakan suatu kebanggaan. Bukan hanya bagi pihak sekolah, melainkan juga bagi bangsa Indonesia.
“Mereka mendemonstrasikan bukan hanya kepintaran, tapi juga besarnya nilai kemanusiaan, kemampuan bekerja sama dalam bermasyarakat,” tandas Deddy. (RED)