SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring (online) setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020 hingga tanpa batas waktu yang pasti, membuat siswa bosan. Mereka rindu sekolah, rindu teman-teman, bahkan rindu dengan gurunya.
Dikatakan Kepala Sekolah SD Negeri Umbul Kapuk, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Ati Rahmawati, seluruh guru, siswa, hingga orangtua merindukan sekolah tatap muka kembali dibuka.
“Artinya kami sangat merindukan itu (belajar tatap muka). Saya, orangtua, guru, dan siswa selalu menanyakan itu. Kapan sekolah tatap muka dibuka,” katanya, Rabu (14/4/2021).
Bahkan ketika orangtua siswa menanyakan dan meminta agar sekolah tatap muka segera dibuka, dia pun mengaku kebingungan untuk memberikan jawaban.
“Iya, kami bingung, karena bukan kami yang punya kebijakan. Jadi selama dinas (Dindikbud) belum menginstruksikan kami belum berani, walau pun selama ini ada saja orangtua yang datang ke sekolah untuk menyerahkan tugas,” ujarnya.
Tak sedikit orangtua yang terus menanyakan kapan sekolah tatap muka akan dibuka, termasuk para siswa, mereka mengaku sangat merindukan suasana belajar di sekolah dan bermain bersama teman-temannya.
“Ini kan sudah hampir satu tahun, mungkin orangtua juga mulai jenuh untuk membimbing anak-anaknya di rumah,” ucapnya.
Tak hanya itu, Ati pun sering mendengar kalimat yang cukup membuat miris para tenaga pendidik.
“Iya, sampai ada bahasa seperti ini, yang ngajar siapa, yang dapat gaji siapa. Enak-enakan guru saja mendapatkan gaji, sedangkan orangtua capek mengajarkan anak-anaknya di rumah enggak dapat gaji,” tuturnya.
Padahal, kata dia, para orangtua siswa tidak mengetahui bila setiap hari guru datang ke sekolah untuk menyiapkan tugas siswa melalui daring.
“Jadi kami tetap masuk. Klinik pembelajaran juga kan kami menyediakan, yang dikhususkan untuk siswa kelas satu hingga kelas enam. Dan antusias orangtua sangat senang sekali, bahkan datangnya lebih awal dari jadwal saking khawatirnya tertinggal pelajaran,” ujar dia.
Total tenaga pengajar, dia menyebutkan, sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 12 orang guru kelas, kepala sekolah, dan empat orang guru bidang.
“Dan semuanya sudah divaksin, tapi memang ada dua orang yang belum bisa divaksin. Tapi sudah 95 persen sebagian besar sudah vaksinasi,” tutur Ati.
Sebetulnya, cukup lama kalau harus menunggu bulan Juli, namun pihaknya tetap menunggu arahan dari pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang.
“Intinya kami akan mengikuti instruksi dari pemerintah dan dinas, karena kami pun tidak ingin disalahkan nantinya, memang harus mengikuti aturan,” katanya.
Sementara itu, salah satu siswa kelas VI di SDN Karangantu, Syakila mengatakan, dirinya sangat rindu sahabatnya sesama menuntut ilmu di sekolah. “Selain itu, saya juga kangen sama guru-guru kelas yang baik-baik,” tuturnya.
Ia juga mengaku sudah sangat rindu dengan sekolah dan guru dengan cara belajar bertatap muka.
“Kalau tidak dengan bertatap muka, kami sangat susah menerima mata pelajaran. Jadi kalau bisa memang belajar dengan cara bertatap muka bukan dengan cara daring,” katanya. ***