SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/2021 M.
Berdasarkan data dari Kanwil Kemenag Provinsi Banten, Calon Jamaah Haji (Calhaj) asal Banten yang pemberangkatannya tertunda tersebut berjumlah 9.374 orang. Sementara Calhaj asal Kota Serang berjumlah 800 orang.
Dikatakan Subadri Usuludin, mau tidak mau masyarakat harus mengikuti kebijakan dari pemerintah. Sekalipun merasa kesal, kecewa, dan marah, pemberangkatan haji kembali ditunda.
“Mau tidak mau harus mengikuti kebijakan itu. Kesel, kecewa itu pasti ada, karena daftar haji ini butuh waktu lama, ada yang sepuluh tahun, delapan tahun, giliran mau berangkat ada penundaan sampai dua tahun,” katanya, Selasa (8/6/2021).
Menurut dia, berangkat haji atau menunaikan ibadah haji merupakan panggilan hati dan keinginan dari semua umat muslim.
“Corona ini kan sababiyah saja, sasaran antara. Tapi yang jelas (ibadah) haji itu panggilan, tidak bisa haji diukur kalau ada uang berangkat, itu tidak bisa,” ujarnya.
Meski pun, kata dia, segala sesuatunya sudah dipersiapkan, seperti tiket pesawat, pembayaran pemberangkatan haji sudah lunas, tapi kalau belum waktunya akan seperti ini.
“Ya memang kalau tidak ada panggilannya seperti ini. Persiapan dan pendaftaran sudah, tinggal berangkat, tapi ujug-ujug ada pandemi dan tidak jadi diberangkatkan,” ucapnya.
Subadri pun menyarankan kepada calon jemaah haji agar tetap bersabar hingga waktunya tiba.
“Tentunya saya pun meminta agar masyarakat sabar, mungkin waktunya belum. Tidak perlu ada pemikiran dana hajinya hilang. Khusus untuk warga Kota Serang, positif saja berpikirnya,” tutur dia.
Tak hanya itu, dia juga meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita di media sosial yang belum tentu keabsahannya.
“Nah itu, informasi-informasi yang belum jelas, katanya dana hajinya hilang. Pemerintah Arab Saudi bukan menolak, dan itu masih bias,” katanya.
Menurutnya, sepanjang itu ibadah, lebih baik masyarakat tetap bersabar dan berpikir positif.
“Kalau niatan kita ibadah, tapi panggilannya belum, mau bagaimana lagi. Yang penting kan kita positif saja, dan kami pun sudah berupaya dan hanya sebatas menanyakan ke Kemenag,” ujarnya. (Red)