SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Sejumlah pedagang bendera merah putih di Kota Serang mengeluh sepi pembeli di tengah Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Padahal, tahun-tahun sebelumnya pembeli bendera marak menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia.

Dikatakan seorang pedagang bendera di Kota Serang, Edi, bahwa demgan adanya kebijakan pemerintah mengenai PPKM berdampak besar pada usahanya. Sebab, banyak instansi dan sekolah-sekolah yang masih bekerja dan belajar online.

“Sangat berpengaruh besar, karena banyak kantor-kantor dan sekolah yang libur. Tidak seperti tahun sebelumnya,” katanya, Rabu (3/8/2021).

Menurutnya, pada awal bulan Agustus biasanya dagangannya sudah terjual cukup banyak, namun semenjak diberlakukannya PPKM hingga saat ini baru terjual empat potong bendera.

“Ya baru jual empat potong, hari ini baru terjual satu biji (bendera) saja. Tapi memang tidak menentu juga penjualannya,” ujarnya.

Ia mengaku sebelum adanya PPKM seperti tahun lalu, penjualannya masih terbilang ramai dan laris.

“Ya lumayan, walaupun tahun lalu ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Jadi walau pun PSBB sehari bisa terjual empat bahkan lebih,” ucapnya.

Bendera yang Edi jual ada beberapa variasi ukuran, dan harganya pun cukup terjangkau. Mulai dari Rp30.000 sampai Rp35.000 untuk ukuran kecil, sementara untuk ukuran besar sekitar Rp50.000 sampai Rp60.000.

“Kalau umbul-umbul itu saya jual Rp30.000, kalau bendera tergantung sama ukuran. Ada yang Rp30.000, Rp35.000, sampai Rp60.000 untuk ukuran besar,” tuturnya.

Sepinya pembeli, tentu membuat Edi harus memutar otak agar barang jualannya bisa terjual, setidaknya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Ya cukup tidak cukup, saya kan harus memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga di kampung,” ucap Edi.

Apalagi, dirinya juga harus memikirkan biaya sewa rumah atau kontrakan yang saat ini ditempatinya. Sebab, selama ini Edi datang dari Cirebon ke Kota Serang untuk mengadu nasib. Dia pun hanya tinggal di sebuah kontrakan sederhana dan meninggalkan keluarganya di Cirebon.

“Saya kan asalnya dari Cirebon, setiap tahun saya selalu jualan ini (bendera). Sekitar tiga tahun, saya sudah di sini (Kota Serang),” ujarnya.

Edi pun mengaku, tidak mau ambil pusing soal perpanjangan PPKM yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

“Yang penting saya bisa jualan, dan sehat saja, walaupun memang penjualan menurun. Tapi saya juga inginnya corona ini cepat selesai,” katanya.

Selama di Kota Serang, kata dia, tahun lalu pendapatan yang diperolehnya dari hasil menjual bendera sekitar Rp6.000.000 sampai Rp7.000.000.

“Itu tahun kemarin, selama 17 Agustusan, walaupun sudah ada PSBB. Kalau tahun 2019 lalu, bisa sampai Rp10.000.000, tapi kalau tahun ini jauh banget,” tandasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini