SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Pasca Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, sejumlah kebutuhan pokok di Kota Serang mengalami penurunan. Salah satunya komoditas cabai, yakni cabai rawit merah dari semula Rp120.000 per kilogram, kini menjadi Rp70.000 per kilogram.
Dikatakan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DinkopUKMPerindag) Kota Serang, Wasis Dewanto mengatakan, cabai rawit merah saat ini sudah mulai turun dan berada di kisaran harga Rp70.000 per kilogram. Disusul dengan sejumlah bahan pokok lainnya, seperti telur ayam ras yang semula Rp32.000 per kilogram, kini menjadi Rp28.000 per kilogram.
“Sudah pada turun semua sekarang, termasuk ayam negeri kisaran Rp32.000 sampai Rp36.000 per kilogram. Cabai merah, dan cabai rawit (biasa) juga sudah mulai normal, di harga Rp60.000 perkilonya, kalau rawit merah memang masih tinggi,” katanya, Rabu (5/1/2022).
Kemudian cabai merah kriting saat ini mulai normal, yakni Rp40.000 per kilogram. Sementara untuk cabai rawit merah diakui dia masih cukup tinggi dibandingkan harga bahan pokok lainnya.
“Sekarang sudah Rp70.000 per kilogram, kan tadinya Rp120.000 per kilogram. Ayam kampung juga masih Rp70.000 per ekor,” ujarnya.
Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Lama Kota Serang, Saiful mengatakan, meski kini harga cabai rawit merah mulai turun, namun harganya masih cukup tinggi dari harga normal dan bahan kebutuhan pokok lainnya.
“Belum normal, masih mahal. Kalau harga normal itu cabai rawit merah Rp25.000 perkilo, sekarang kan Rp60.000 sampai Rp70.000 perkilonya,” tuturnya.
Bahkan saat ini harga tomat mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dari harga normal.
“Justru sekarang tomat lagi mahal. Biasanya kan harganya cuma Rp7.000 per kilogram, tapi sekarang tembus di harga Rp14.000 per kilogram,” ucapnya.
Dia pun meminta kepada pemerintah untuk mencari solusi dalam menekan harga bahan pokok yang saat ini masih terus mengalami kenaikan. Sebab, para pedagang, terutama pedagang sayur mengeluhkan kestabilan harga yang tidak menentu seperti saat ini, ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19.
“Kalau kami kan pedagang pinginnya pemerintah bisa menstabilkan harga supaya daya beli masyarakat bisa kembali normal. Kan sekarang ini masih pandemi covid-19 ditambah harga yang masih belum stabil, daya beli masyarakat sangat menurun drastis, memang risiko, tapi kan perlu ada upaya dan solusi,” katanya. (Red)