Direktur PT Chandra Asri Petrochemical (CAP), Edi Rivai, saat memberikan edukasi kepada anak-anak pengunjung Lembur Mangrove Patikang, di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Senin (20/6/2022). (Foto: Lili Wasli|BI)

PANDEGLANG, BANTENINTENS.CO.ID – PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) berkolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) membangun kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang di Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandenglang.

Direktur PT Chandra Asri Petrochemical (CAP), Edi Rivai mengatakan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Pokdarwis Putri Gundul dengan tujuan pengembangan Edu-ekowisata Mangrove Patikang.

“Jadi kami tidak hanya melakukan edukasi saja, tapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan eko wisata,” ujarnya, Senin (20/6/2022).

Bahkan, untuk mendukung pengembangan wisata edukasi Mangrove Patikang di Desa Citereup, CAP telah melakukan perbaikan jalan sepanjang 100 meter menggunakan limbah non B3 berupa palet kayu bekas dan inner roll.

“Termasuk track menggunakan kayu bekas dari perusahaan kami (CAP). Alhamdulillah pengembangannya sudah terlihat dengan banyaknya pengunjung,” tuturnya.

Dengan adanya Edu-ekowisata mangrove Patikang ini, ucap dia, bisa meningkatkan kesejateraan masyarakat. Termasuk seribuan batang mangrove yang ditanam oleh CAP bersama Pokdarwis setempat bisa bertumbuh dengan baik.

“Sehingga lingkungan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa meningkat,” katanya.

Selain itu, dia menjelaskan, Canoe yang terdapat di eko wisata Mangrove Patikang  tersebut berbahan limbah dari Perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical (CAP).

“Totalnya ada 5 kano, yang terbuat dari bahan baku rotomolding grades llpde, yang tahan air dan matahari, itu dari biji plastik,” jelasnya.

CAP juga akan mengembangkan eko wisata tersebut dengan bekerja sama dengan Pemda dan Pokdarwis. Sebagai penguatan, termasuk beberapa ide lainnya seperti tempat habitat burung.

“Saat ini juga ada kerajinan dari masyarakat sekitar, misalnya patung badak, dan lainnya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Putri Gundul Desa Citeureup, Deden Sugiana mengatakan, Lembur Mangrove Patikang merupakan gagasan dari kelompoknya bersama warga setempat.

“Kami menyediakan berbagai bibit unggul mangrove. Ada sekitar 7 jenis, dan kami kembangkan sebagai wisata edukasi,” katanya.

Selain itu, Lembur Mangrove Patikang di Desa Citeureup juga dikembangkan menjadi salah satu destinasi dengan berbagai permainan air. Mulai dari kanoying hingga mengajak wisatawan ke Pulang Liwungan.

“Jadi wisatawan bisa menyebrang ke pulau liwungan untuk berwisata,” ucapnya.

Ia menuturkan, secara keseluruhan, Lembur Mangrove Patikang memiliki luas sekitar 4 hektare, namun belum terkelola semuanya.

“Jadi baru satu hektare lebih yang dikelola. Tapi memang lokasi ini untuk penanaman bibit mangrove. Sekitar satu sampai dua ratus bibit, sejak 2019 sudah kami buka,” katanya.

Setiap harinya, pegunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Lembur Mangrove Patikang sebelum Covid-19, sekitar 200 orang.

“Sebetulnya kami juga tidak memungut tarif untuk warga lokal, tapi untuk pengunjung luar Pandeglang kami kenakan tarif sebesar Rp5.000 per orang,” ujarnya.

Menurut dia, penduduk atau masyarakat sekitar harus mendapatkan andil dan turut mengembangkan wisata yang sudah ada.

“Sehingga ketika sudah berjalan, mereka bisa melakukan aktivitas lainnya. Apalagi mayoritas penduduk merupakan nelayan, yang terkadang tidak bisa melaut,” tandasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini