SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Ribuan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Serang, belum melek digitalisasi. Dari total 11.307 UMKM yang tersebar di enam kecamatan, yang terdiri dari 7.975 usaha mikro, 3.309 kecil, dan 23 usaha menengah, baru tujuh UKM yang bisa ekspor melalui penjualan dalam jaringan (Daring).
Asisten Daerah (Asda) II Kota Serang Yudi Suryadi mengatakan, saat ini baru tujuh pelaku UKM yang bisa melakukan ekspor ke luar daerah melalui penjualan online shop atau daring.
“Salah satunya nama produk Bilvie Food dengan omzet Rp2 miliar pertahun. Padahal ada sekitar 11.307 UMKM yang tersebar di enam kecamatan,” katanya, Jumat (24/6/2022).
Maka, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang berupaya mendorong agar UMKM di Kota Serang bisa ‘go digital’. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing, sehingga tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan guna mendukung kemandirian perekonomian di Kota Serang.
“Termasuk sektor ekonomi kreatif (Ekraf) yang menjadi tulang punggung ekonomi di Kota Serang. Harus didorong untuk masuk ke pasar online agar dapat merambah dunia digital untuk memperoleh pasar yang lebih luas,” ujarnya.
UMKM Kota Serang, dikatakan dia, memiliki beberapa jenis klaster, misalnya di Cipocok Jaya dan Curug dengan produk tempe, kemudian kerupuk tangkil. Selanjutnya Kecamatan Kasemen memiliki produk khas kue satu, gipang, ikan asin, dan telor asin.
“Walantaka kerajinan tampah, Serang konveksi, dan tahu. Terakhir, Taktakan ada emping dan perajin emas,” tuturnya.
Pemkot Serang, ujar dia, memiliki sebuah aplikasi atau marketplace yang juga berfungsi sebagai wadah bagi pelaku UMKM. Aplikasi tersebut dibuat untuk memenuhi kemudahan masyarakat mendapatkan informasi tempat belanja sektor UMKM dan Ekraf apa saja yang ada di Kota Serang.
“Kami juga sebetulnya ada marketplace untuk mengetahui informasi seputar UMKM,” ucapnya.
Sementara itu, Dosen Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Rahmi Winangsih mengatakan, pembinaan pengembangan UMKM perlu dilakukan secara berkelanjutan. Termasuk akademisi yang perlu berkolaborasi bersama Pemkot Serang untuk mendorong UMKM go digital.
“UMKM go digital ini memiliki tantangan yang cukup besar, sebab selama ini banyak UMKM yang belum bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi digital terutama di bidang pemasaran,” ujarnya. (Red)