SERANG, BANNTENINTENS.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, menargetkan tahun 2023 Kota Serang bebas buang air besar sembarangan (BABS). Kota Serang bebas BABS ini juga merupakan salah satu program mendesak dari pasangan Aje Kendor saat terpilih menjadi pimpinan Kota Serang.
Dikatakan Walikota Serang, Syafrudin, bahwa kesadaran warga Kota Serang rendah untuk membangun jamban mandiri. Sehingga banyak sekali warga di semua Kecamatan se-Kota Serang yang masih berprilaku BABS, bahkan Dolbon.
“Faktor kesadaran masyarakat rendah, terkadang rumah bagus tapi tidak ada jambannya. Bukan tidak punya, tapi sudah kebiasaan dolbon, BAB di pinggir kali,” ujarnya, usai menghadiri Deklarasi Stop BABS di Kelurahan Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Selasa (30/8/2022).
Menurutnya, bahwa program Stop BABS ini dilakukan secara berkelanjutan dari Kecamatan ke Kecamatan. Dimulai dari Kecamatan Cipocok Jaya, Kemudian Kecamatan Walantaka dan selanjutnya Kecamatan Taktakan.
“Selama ini memang dari semua kecamatan, masih ada perilaku BABS, terutama Dolbon. Tapi alhamdulillah sedikit demi sdikit kesadaran masyarakat muncul dan insyaallah di semua kecamatan yang ada di Kota Serang tahun 2023 ini bersih dari BABS,” katanya.
Syafrudin menyebut bahwa daerah yang masih banyak BABS dan sulit dikendalikan yaitu Kecamatan Kasemen. Sehingga pihaknya harus ekstra dan terus menggelar program secara berkelanjutan guna menghilangkan perilaku BABS tersebut.
“Kasemen agak berat, mudah-mudahan dalam kurun waktu 6 bulan di Kelurahan Taktakan sudah selesai. Kemudian kita akan lanjutkan ke Kecamatan Curug sampai Kecamatan Kasemen,” ucapnya.
Sementara itu, Kepal Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, mengungkapkan bahwa pihaknya menerjunkan tim Promosi Kesehatan (Promkes) di 16 Puskesmas se-Kota Serang untuk menanggulangi BABS. Nantinya, Promkes akan melakukan penyuluhan edukasi dan penyuluhan menyadarkan masyarakat agar tidak lagi BABS.
“Kami punya tim Promkes di 16 Puskesmas yang berperan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya stop BABS. Melalui Promkes, diharapkan dapat memberikan penyuluhan edukasi stop BABS,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa BABS dapat membawa dampak buruk salah satunya menimbulkan penyakit cacingan, diare dan pertumbuhan anak menjadi terganggu. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama dalam menghilangkan kebiasaan tersebut, agar masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
“Kami mengharapkan daerah Taktakan ini akan menjadi percontohan, sehingga semuanya bisa menjadi bebas BABS. Karena masyarakat harus menghindari penyakit diare, cacingan yang juga bisa ditimbulkan oleh perilaku BABS,” tandasnya. (Red)