SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Pattiro Banten menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Serang tidak serius dalam berkomitmen terkait penanganan pendidikan di daerah. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya sekolah rusak di hampir setiap kecamatan yang tersebar di Kota Serang, dan penganggaran yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan.
Deputi Direktur Pusat Telaah dan Informasi Regional Pattiro Banten, Amin Rohani mengatakan, pihaknya menyoroti kinerja Pemkot Serang, terutama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) yang dinilai kurang serius dalam menangani persoalan pendidikan. Khususnya dalam penganggaran guna pembangunan dan perbaikan ruang kelas sebagai penunjang fasilitas pendidikan.
“Sangat tidak menunjukan komitmen untuk menyelesaikan ruang kelas rusak. Saya rasa, harus ada peningkatan anggaran yang cukup signifikan yang perlu lakukan oleh pemkot untuk penanganan pendidikan ini,” katanya, Minggu (11/6/2023).
Menurut dia, untuk menyelesaikan persoalan pendidikan di Kota Serang, Pemkot seharusnya benar-benar memprioritaskan ruang kelas yang saat ini kondisinya rusak, bahkan sebagian lainnya tidak dapat digunakan. Hal itu tentunya menganggu aktivitas belajar mengajar yang berdampak pada kualitas pendidikan di daerah.
“Kami melihat bahwa Pemkot Serang kurang berkomitmen dalam penganggaran. Karena sekolah rusak ini tersebar di enam kecamatan yang ada di Kota Serang,” ucapnya.
Misalnya, Pemkot Serang mengalokasikan anggaran guna perbaikan dan pembangunan ruang kelas sebesar Rp2 miliar dalam satu tahun. Kemudian, total sekolah rusak di Kota Serang sebanyak 848 ruang kelas, dan untuk rusak berat membutuhkan anggaran Rp150 juta, terhitung puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
“Kalau Pemkot Serang ingin komitmen untuk menyelesaikan persoalan sekolah rusak baik kategori sedang hingga berat dan konsisten hanya menganggarkan Rp2 miliar, itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan, bisa mencapai sekitar 65 tahun baru selesai,” ujarnya
Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan Pattiro Banten, kata dia, anggaran pendidikan di Kota Serang khususnya perbaikan ruang kelas dari tahun ke tahun tidaklah besar. Seperti pada 2020, 2021 hingga sekarang, anggaran pendidikan di Kota Serang lebih kecil dibandingkan kota dan kabupaten lainnya. Sehingga, wajar jika banyak sekolah dan ruang kelas di Ibu Kota Provinsi Banten rusak.
“Ini sangat tidak menunjukan bahwa sarana prasarana bukan jadi prioritas utama. Padahal realita di lapangan kami temukan sekolah-sekolah rusak, datanya hampir 848 ruang kelas atau 40 persennya dari total ruang kelas 1.107. Jadi itu sangat tidak ada komitmen untuk menyelesaikan ruang kelas ini,” tandasnya. (Red)