SERANG, BI ,- Lambannya hasil pemeriksaan swab test di Kota Serang membuat langkah-langkah penyelidikan epidimologi seperti tracking menjadi terhambat. Hal tersebut terjadi, lantaran ketersediaan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) test di provinsi Banten minim.

Walikota Serang, Syafrudin mengatakan, kendala yang dialami oleh Kota Serang belum memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan PCR Swab, sehingga proses untuk mempercepat hasil swab lambat. Sebab, untuk saat ini Pemkot Serang masih mengandalkan keberadaan alat untuk PCR swab di Labkesda Provinsi Banten.

“Jadi yang menjadi kendala ialah hasil swab ini ketika kita tracking yang PDP kemudian kita swab ternyata hasilnya itu lama, bisa sampai tiga minggu. Itu aja kendalanya,” katanya, di kantor Diskominfo Kota Serang, Jumat (19/06/20)

Syafrudin mengungkapkan, sebenarnya apabila tidak terjadi penumpukan, hasil uji swab dengan alat PCR tidak membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu. Namun karena ketersediaan alat yang terbatas, penumpukan pun terjadi.

“Kalau lebih cepat umpamanya bisa satu atau dua hari, malah proses tracking ke masyarakat bisa lebih cepat dan itu lebih bagus,” ujarnya.

Syafrudin mengatakan, Kota Serang sendiri saat ini masih mengandalkan alat PCR test milik tim gugus tugas tingkat Provinsi Banten yang juga digunakan oleh seluruh kabupaten atau kota di Provinsi Banten untuk memeriksa sempel cairan yang diperoleh dari swab.

“Kami tidak punya alat untuk mempercepat hasil swab. Pengadaan itu harganya mahal, jadi kayaknya pemerintah kota masih mengandalkan provinsi,” terangnyam

Saat disinggung soal pengadaan alat PCR, Syafrudin mengaku belum menghitung berapa estimasi biaya yang dibutuhkan sehingga belum memastikan akan membeli alat tersebut atau tidak.

“Belum sih belum dihitung, saya belum tahu, katanya sih rata rata di atas Rp 1 miliar per unit. Insya Allah kalau harganya hanya berkisar di 1 Rp miliar, itu mungkin akan kita beli satu atau dua,” tandasnya

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, M Iqbal mengatakan, keterlambatan hasil PCR selain dikarenakan minimnya alat test, juga dikarenakan kurangnya SDM.

“Sebenarnya di labkesda juga ada kesulitan dari segi tenaga medis (SDM) juga, sehingga kalau kita harus menambah alat harus menunggu ketersediaan tenaga dulu,” imbuhnya.

Ikbal mengatakan, Pemkot Serang mungkin saja dapat membeli alat PCR, namun untuk tenaga kesehatan yang memiliki kualifikasi analis di Kota Serang masih minim.

“Kalau alat si mungkin bisa beli, cuma SDM kan membutuhkan kualifikasi yang memang memadai. Kalau SDM analis memang di Kota Serang tidak banyak. Masih belasan,” tandasnya. (Zal/Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini