SERANG, BANTENINTENS.CO.ID – Program Selasa Bebasan yang sempat digembar-gemborkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, dipertanyakan oleh HMI MPO Cabang Serang. Lantaran hingga saat ini, program Selasa Bebasan tersebut belum jelas pelaksanaannya.
Pengurus HMI MPO Cabang Serang, Nur Ahdi Asmara mengatakan, padahal program Selasa Bebasan digadang-gadang merupakan implementasi dari janji politik pasangan Aje Kendor yakni Walikota Serang Syafrudin dan Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin terkait dengan kebudayaan.
“Terakhir saya dengar, Selasa Bebasan akan diterapkan pada akhir 2020. Tapi sampai saat ini belum ada realisasinya. Padahal itu program yang bagus untuk melestarikan budaya kita, yang salah satunya adalah bahasa daerah,” ujarnya, Rabu (31/3/2021).
Selain itu, ia mendengar bahwa pelaksanaan Selasa Bebasan belum dilaksanakan lantaran peraturan terkait dengan hal tersebut belum juga dikeluarkan. Ia menganggap, seharusnya Pemkot Serang tidak berpaku pada hal normatif seperti itu.
“Kan sebenarnya bisa pelaksanaannya itu sedikit-sedikit dimulai dari pemerintahan. Misalkan, setiap Selasa di media sosialnya menggunakan keterangan dengan bahasa Bebasan. Sembari mengkampanyekan kepada masyarakat untuk menggunakan Bebasan dalam berkomunikasi,” tuturnya.
Pria yang juga merupakan Formateur Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) Cabang Serang itu mengaku, HMI MPO Cabang Serang telah melaksanakan Selasa Bebasan sejak beberapa minggu yang lalu.
“Kami inisiatif untuk memulai. Meskipun sehari satu kosa kata. Dan memang masih ada salahnya. Keinginan kami, ini bisa menjadi pendorong agar Pemkot Serang juga melakukan hal itu. Sayang wacana program ini kalau tidak diimplementasikan,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Kebudayaan pada Dindikbud Kota Serang, Evie Shofiah Usman, mengatakan bahwa program Selasa Bebasan memang masih menunggu aturan. Ia menjelaskan, sebelumnya Pemkot Serang ingin menerapkan program tersebut pada hadi Jumat.
“Ini kan belum di SK kan. Dulu kan namanya Jumat Babasan, namun sekarang jadi Selasa Bebasan. Jadi pak Wali dan pak Wakil itu ingin agar minimal seminggu sekali, ada pelestarian budaya baik bahasanya maupun pakaiannya (batik Kota Serang),” ujarnya.
Menurutnya, jika nanti Selasa Bebasan sudah mulai diterapkan, akan dimulai dari bahasa Jawa Serang terlebih dahulu. Sebab, Bebasan memiliki tingkat penuturan yang lebih tinggi lagi.
“Jadi kalau Bebasan itu kan harus yang lebih mahir lagi. Paling tidak berani belajar bahasa Jawa terlebih dahulu. Nanti ketika sudah terlatih, maka nanti akan bertahap belajar Bebasan,” tandasnya. (Red)